REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bosowa segera membangun smelter pengolahan nikel di Desa Punagaya, Jeneponto, Makassar, Sulawesi Selatan. Untuk itu, Bosowa akan membenamkan investasi sebesar 432,7 juta dolar AS.
CEO Bosowa Erwin Aksa mengatakan, investasi ini sebagai salah satu upaya mendukung penerapkan UU nomor 4/2009 tentang Mineral dan Batubara. "Ini merupakan respon positif Bosowa atas implementasi UU Minerba 2009 itu," ujar Erwin, dalam keterangan yang diterima Republika.
Bosowa akan mulai membangun smelter tersebut pada semester I 2014 melalui anak usahanya PT Bosowa Industri FeNi. Groundbreaking akan dilakukan pada Maret mendatang.
Smelter ini diharapkan akan menproduksi Ferro Nickle sebesar 25 ribu ton per tahun. Berdasarkan data dari Kementerian Energi Sumber Daya Mineral, potensi nikel Indonesia sebesar 3,2 miliar ton. Deposit terbesar di Indonesia Timur yakni di Pulau Sulawesi, Maluku dan Papua yakni sebesar 1,2 miliar ton.
Perusahaan telah menyiapkan lahan seluas 60 hektare di Jeneponto. Smelter tersebut akan ditopang oleh Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeneponto yang berkapasitas 2x125 MW.
Smelter juga akan didukung oleh konsensi lahan tambang nikel milik Bosowa seluas seribu ha di Konawe, Sulawesi Tenggara. Erwin mengatakan, masa konstruksi smelter ini diharapkan selama tiga tahun. "Jadi, tidak masalah soal listrik dan lahan semua terintegrasi di Jeneponto," ujar Erwin.
Erwin menambahkan, kehadiran industri olahan di Kawasan Timur Indonesia akan meningkatkan kapasitas ekonomi kawasan ini dalam jangka panjang. "Sekaligus akan menyerap banyak tenaga kerja. Dampaknya akan sangat positif. Memberikan nilai tambah pada perekonomian KTI dan menaikkan kapasitasnya," kata Erwin.
Tak hanya diindustri olahan, Bosowa juga telah berhasil membangun infratsruktur energi di Kawasan Timur Indonesia. Pada 2012 di lokasi yang sama, Bosowa telah membangun PLTU Jeneponto Unit 1 dengan kapasitas 2x125 Megawatt (MW). PLTU Jeneponto tahap pertama ini dibangun dengan nilai investasi sekitar 250 juta dolar AS.
Pada akhir 2013, Bosowa juga menyelesaikan pembangunan Terminal LPG di Makassar, Sulawesi Selatan dengan investasi senilai Rp 857,5 miliar. Adapun kapasitasnya mencapai 10 ribu metrik ton gas.
Terminal dilengkapi fasilitas dermaga dan truk pengangkut yang mampu mendistribusikan LPG hingga dua ribu metrik ton per hari dan mampu memenuhi kebutuhan elpiji di Sulawesi Selatan hingga 700 metrik ton per hari. Terminal ini dibangun Bosowa melalui anak usahanya, PT Bosowa Duta Energasindo.