REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa angkat bicara terkait dimasukkannya Indonesia ke dalam kelompok MINT (Meksiko, Indonesia, Nigeria dan Turki), yang dinilai mantan Kepala Ekonom Goldman Sachs Asset Management Jim O'Neill berpotensi menjadi negara maju.
Menurut Hatta, keberadaan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) adalah road map (peta jalan) Indonesia untuk menjadi negara maju.
"Jadi, di sana dijelaskan, pada 2025 pendapatan per kapita kita 15 ribu dolar AS. Itu kita sudah masuk ke dalam kategori upper middle income countries, belum negara maju. Tapi, kita sudah menuju kepada negara maju," ujar Hatta kepada wartawan saat ditemui di kantornya, Kamis (9/1) sore.
Meski demikian, Hatta menilai, maju atau tidaknya sebuah negara tidak semata-mata dilihat dari pendapatan per kapitanya. Kualitas kehidupan masyarakat menjadi prioritas.
"Di Indonesia kan ada IPM (Indeks Pembangunan Manusia) menyangkut pendidikan, kesehatan, pendapatan dan pada akhirnya kesehjahteraan. Banyak negara sudah mendefinisikan the happiness itu apa. Kita sudah bergerak ke situ."
Menurutnya, Indonesia sudah memiliki jaminan kesehatan nasional supaya masyarakat lebih sehat dan warga miskin dilindungi. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi yang tinggi saja tidak cukup, sehingga dibutuhkan proteksi sosial.
"Jadi, kita harus percaya bahwa kita akan menjadi negara maju," lanjut Hatta.
Jim O'Neill adalah ekonom senior yang memperkenalkan kelompok BRIC (Brazil, Rusia, India dan Cina) pada 2001. Kini, O'Neill memperkenalkan MINT didasari oleh sejumlah kesamaan meliputi jumlah penduduk yang masif, bonus demografi dalam 20 tahun ke depan, posisi geografis yang strategis, dan lain-lain.