Kamis 02 Jan 2014 11:51 WIB

Boediono: Politik Dalam Negeri Pengaruhi Ekonomi di 2014

Rep: e/ Red: Nidia Zuraya
Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memasuki 2014, perekonomian Indonesia diwarnai sejumlah risiko. Apalagi tahun tersebut adalah tahun politik. Wakil Presiden (Wapres) Boediono mengingatkan politik dalam negeri memiliki risiko pada perekonomian Indonesia. "Ada risiko yang perlu kita lihat dan antisipapsi di 2014," katanya saat membuka perdagangan pertama Bursa Efek Indonesia, Kamis (2/1).

Ia mengatakan sangat berharap pesta demokrasi bisa berjalan lancar, aman dan akhirnya menghasilkan pemerintahan baru seperti pemilu di 2004 dan 2009.  Menurutnya, pemilu 2014 akan memperlihatkan aspek kematangan demokrasi Indonesia. Karena di tahun tersebut bisa terlihat apakah demokrasi yang selama ini dijalankan berfungsi dengan baik.

"Saya kira, itulah impian kita semua; demokrasi kita yang semakin baik dan berfungsi. Demokrasi kita nampaknya sampai sekarang berfungsi seperti yang diharapkan," katanya.

Namun, ia juga menyadari demokrasi yang dijalani saat ini masih perlu dilihat kembali. Wapres mencatat aspek kualitas demokrasi harus benar-benar diperbaiki. Menurutnya, pengalaman demokrasi di negara lain bisa menjadi pelajaran bagi Indonesia terutama hal-hal yang sebaiknya tidak dilakukan.

Wapres juga berharap di 2014, pada saat pucuk pimpinan berganti, pemerintahan baru bisa memanfaatkan political capital yang sangat besar. Momentum tersebut biasanya terjadi di semester kedua 2014 atau ketika pemerintahan baru berjalan dan berfungsi.

"Saya yakin menjelang akhir atau semester kedua di 2014, kalau berjalan baik, akan terbentuk political capital yang sangat signifikan. Semua orang berikan ruang besar kepada pemerintah untuk melakukan sesuatu. Semoga political capital itu bisa terbentuk dan dimanfatkan dengan sebaik-baiknya," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement