REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perseroan Terbatas Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) akan mempercepat proses pembukaan subrekening efek agar investor baru dapat lebih cepat melakukan transaksi di pasar modal Indonesia.
Direktur Utama KSEI Heri Sunaryadi di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa di sistem C-BEST (the Central Depository and Book Entry Settlement System) telah diimplementasikan modul Statik Data Investor (SDI).
"Dengan modul itu pemegang rekening KSEI, yaitu perusahaan efek dan bank kustodian dimungkinkan untuk secara langsung melakukan administrasi subrekening efek mulai dari pembukaan rekening hingga penutupan rekening," paparnya.
Ia mengungkapkan bahwa sebelumnya investor baru harus menunggu sekitar dua hari untuk proses pembukaan subrekening efek.
Dengan modul itu, lanjut dia, untuk investor individu domestik, dengan didukung data yang lengkap sesuai dengan ketentuan yang berlaku, ketika instruksi disampaikan ke sistem C-BEST secara langsung akan membuatkan subrekening efek dan nomor "single investor identification" (SID) bagi nasabah terkait.
"Kalau pembukaan subrekening efek dan pembuatan SID-nya cepat, diharapkan proses pembukaan rekening dana nasabah di Bank juga dapat dipercepat sehingga investor tidak perlu menunggu lama untuk dapat melakukan transaksi di BEI," ujar Heri Sunaryadi.
Melalui modul SDI itu, Heri mengatakan bahwa pemegang rekening juga dapat memperbarui sendiri data nasabah apabila terdapat perubahan.
"Dengan data yang senantiasa valid dan terkini, dapat diperoleh basis data investor secara demografis semakin lengkap, terutama berdasarkan jenis kelamin, wilayah, dan informasi lainnya. Diharapkan pengelolaan data investor yang makin baik tersebut serta telah diimplementasikannya SID di pasar modal Indonesia dapat mendukung data 'warehouse' pasar modal Indonesia," katanya.
Sementara itu tercatat, data KSEI per 24 Desember 2013, komposisi kepemilikan saham didominasi pihak asing yakni sebesar Rp1.458,25 triliun (63 persen) dibandingkan lokal sebesar Rp848,21 triliun (37 persen).
Dari sisi kinerja sepanjang tahun 2013, terdapat total aset yang tercatat di KSEI menurun sebesar 5,39 persen dari Rp2.735,97 triliun per 26 Desember 2012 menjadi Rp2.588,22 triliun per 24 Desember 2013.
Selain itu, jumlah SID juga meningkat sebesar 12,81 persen atau 320.606 per 24 Desember 2013 dibandingkan data pada tanggal 26 Desember 2012 sebanyak 281.438.