REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Robert Pakpahan mengatakan pemerintah kemungkinan menerbitkan obligasi negara berdenominasi valuta asing atau global bond untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan pada semester I-2014.
"Global bond pada semester satu tahun 2014, kita sedang menyusun strateginya," katanya saat ditemui di Jakarta, Senin (30/12).
Robert mengatakan penerbitan global bond pada semester satu tersebut dilakukan untuk menyerap pembiayaan sebanyak 60 persen dari potensi penerbitan gross obligasi berdenominasi dolar AS dan sisanya sebesar 40 persen pada semester dua. "Kita harapkan pada semester satu, pasar keuangan kondusif dan menarik. Kita akan lakukan front loading, artinya lebih banyak kebutuhan pembiayaan di semester satu. Prospeknya kita harapkan di semester satu lebih baik di semester dua," ujarnya.
Robert optimistis penerbitan global bond akan diminati oleh investor global, karena pelaku pasar keuangan telah beradaptasi terhadap tapering off yang dilakukan oleh The Fed (Bank Sentral AS) mulai Januari 2014. "Kita tahu di tahun 2014 masih ada ketidakpastian, tapi kemarin sudah diumumkan akan tapering dan kelihatannya dampaknya sudah berlalu, karena investor sudah terlalu sering dengar," katanya.
Selain itu, Robert memastikan perkiraan penerbitan seri obligasi lainnya pada 2014 seperti penerbitan sukuk ritel pada triwulan dua, penerbitan obligasi negara ritel pada triwulan tiga dan penerbitan global sukuk pada semester dua.
"Untuk semester satu, global bond, regular bond, kemudian lelang SUN reguler, private placement dan sukuk ritel. Untuk ORI nanti pada semester dua. Kalau valas domestik, kita pecah dua, semester satu dan semester dua, supaya tidak terlalu besar targetnya," paparnya.