REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas memproyeksikan pembangunan tanggul laut raksasa (Giant Sea Wall), Jakarta, beserta ragam pendukungnya akan menelan dana sekitar 54 miliar dolar AS atau sekitar Rp 656,127 triliun (kurs Rp 12.150 per dolar AS).
Demikian disampaikan Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian PPN/Bappenas Dedy S. Priyatna dalam acara Kaleidoskop Infrastruktur 2013 di kantor Bappenas, Jakarta, Selasa (24/12).
Dedy menjelaskan perincian peruntukkan dana dari proyek monumental ini. Untuk pembangunan dua tanggul yaitu tanggul A dan B, biayanya masing-masing 1,7 miliar dolar AS dan 6,5 miliar dolar AS. Kemudian, reklamasi pantai 21 miliar dolar AS, sarana dan prasarana transportasi berupa jalan tol dan rel kereta memakan biaya 10 miliar dolar.
Terakhir, proyek sanitasi atau DKI Jakarta Sewage Treatment Plant dengan total biaya 12 miliar dolar AS."Akan dibiayai seperti apa? menurut perhitungan kita, bisa dibiayai swasta hampir 100 persen. Tapi, pemerintah harus mendorong dulu dengan membangun di awal. Nanti bersamaan dengan ini akan ditenderkan," kata Dedy.
Dedy meyakini proyek Giant Sea Wall dapat menyedot minat investor swasta. Hal tersebut disebabkan beragam keuntungan yang bisa diperoleh. Sebagai gambaran, dari total luas 5.500 hektare, luasan yang bisa dibangun sekira 45 persen.
"Jika harga per meter perseginya Rp 20 juta, maka harga tanahnya sudah mencapai kira-kira Rp 600 triliun. Selain itu, sumber air bersih dari tanggul juga bisa menjadi uang. Belum lagi, jalan tol maupun kereta api. Begitu pula keberadaan pelabuhan hingga area rekreasi. Ini akan banyak menghasilkan uang," papar Dedy.