Sabtu 21 Dec 2013 01:46 WIB

BJB: Likuiditas dan NPL Tantangan Perbankan 2014

A woman passes Bank Syariah BJB's automatic teller machine (ATM).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
A woman passes Bank Syariah BJB's automatic teller machine (ATM).

REPUBLIKA.CO.ID, ANTARA -- Direktur Utama PT Bank Jabar Banten (BJB) Tbk Bien Subiantoro mengatakan likuditas dan kredit bermasalah (NPL) masih akan menjadi tantangan bagi perbankan pada 2014.

"Tahun 2014 likuditas masih berat. Sekarang ini banyak dana dari sistem perbankan keluar dari sistemnya," ujar Bien saat kumpul media di Bali, Jumat malam.

Bien menuturkan, dana yang keluar dari sistem perbankan itu digunakan untuk pembelian Surat Utang Negara (SUN) yang kemudian berdampak terhadap mengetatnya likuiditas.

"Kami memperkirakan akhir Desember ini DPK (dana pihak ketiga) sejumlah bank akan turun. Itu terjadi karena dana dari sistem perbankan banyak keluar," kata Bien.

Sementara itu, lanjut Bien, kredit bermasalah (NPL) diperkirakan masih akan membayangi perbankan pada tahun depan, khususnya di sektor komersial dan korporasi.

"NPL itu sebenarnya paling berat adalah commercial dan corporate. Yang menengah itu kira-kira kreditnya 5-100 miliar, ini NPL-nya paling tinggi," ujarnya.

Menurut Bien, pengusaha di level ini masih banyak yang agresif, sehingga kemampuan membayar kredit lebih rendah dibandingkan kapasitas membayarnya.

"Karena mereka ingin tumbuh lebih cepat," kata Bien.

NPL komersial BJB saat ini mencapai 6,6 persen, jauh lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 14 persen.

Bien menambahkan, kredit ke sektor mikro juga dinilai masih cukup rawa mengingat biaya produksi meningkat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement