Senin 16 Dec 2013 15:39 WIB

Pefindo Optimistis Penerbitan Obligasi 2014 Positif

Obligasi.
Foto: seputarforex.com
Obligasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) optimistis nilai emisi penerbitan surat utang (obligasi) pada 2014 lebih positif dibandingkan tahun ini meski masih dibayangi sentimen negatif eksternal maupun domestik.

"Nilai emisi obligasi perusahaan tahun 2014 diperkirakan cukup baik atau tidak akan lebih buruk dari tahun ini," kata Direktur Pefindo Vonny Widjaja di Jakarta, Senin (16/12).

Ia mengemukakan bahwa ada beberapa perusahaan yang ingin menerbitkan obligasi di awal tahun 2014, dan ada juga yang masih menunggu sampai Pemilu berakhir. Ia memproyeksikan nilai emisi obligasi pada 2014 akan mencapai Rp 60 triliun-Rp 70 triliun atau meningkat sekitar 25 persen jika dibandingkan dengan nilai emisi obligasi tahun ini yang diperkirakan hanya mencapai Rp 55 triliun-Rp 56 triliun.

"Sudah ada perusahaan yang berkomitmen untuk menerbitkan obligasi di awal tahun depan. Ada juga beberapa perusahaan yang masih melihat pasar dan masih menunggu hasil Pemilihan Umum (Pemilu)," kata Vonny.

Untuk kuartal pertama tahun 2014, Pefindo menargetkan penerbitan surat utang korporasi sekitar Rp 15 triliun. Ia mengatakan bahwa pada tahun depan ada beberapa tantangan bagi perusahaan yang ingin menerbitkan obligasi, diantaranya ekspektasi penaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate), gejolak perekonomian global, dan Pemilu. "Masih ada yang ragu karena ingin melihat kondisi pasar terlebih dahulu," ujar Vonny.

Ia mengakui bahwa ketika Bank Indonesia menaikkan BI rate menjadi 7,5 persen, beberapa perusahaan mengurungkan niatnya untuk menerbitkan surat utang pada tahun ini. "Ada sekitar lima emiten yang mundur untuk menerbitkan obligasi pada tahun ini. Kelima emiten itu juga belum pasti kapan akan merealisasikannya," ucapnya.

Menurut Vonny, kenaikkan BI Rate dan gejolak perekonomian global membuat kelima perusahaan tersebut mempertimbangkan kembali aksi korporasinya. "Jika BI Rate naik, otomatis mereka harus memberikan bunga yang lebih besar. Jadi, itu yang membuat kelima emiten tersebut mempertimbangkan kembali untuk menerbitkan obligasi," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement