REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– PT Pertamina (Persero) meresmikan proyek pengembangan gas Jawa-Cepu dan tiga proyek penting lainnya di Cepu, Blora Jawa Tengah. Peresmian proyek-proyek tersebut merupakan rangkaian dari perayaan HUT Pertamina yang ke-56.
Peresmian proyek dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan beserta jajaran direksi dan komisaris Pertamina hari ini, Jumat (13/12).
Karen mengatakan, proyek pengembangan gas Jawa-Cepu merupakan proyek pengembangan lapangan gas Blok Gundih yang berasal dari struktur Kedungtuban, Randublatung, dan Kedunglusi di wilayah Blora Jawa Tengah. Blok Gundih saat ini memproduksikan 50 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd) yang akan disalurkan sebagai bahan bakar pembangkit listrik di Tambak Lorok.
''Dengan penggunaan gas sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik maka ada potensi penghematan Rp 21,4 triliun dari selisih biaya penggunaan high speed diesel (HSD) dan gas bumi,'' jelas dia.
Dia menerangkan, selain menghemat biaya bahan bakar pembangkit, proyek ini juga telah membuka lapangan kerja yang luas. Penyerapan tenaga kerja untuk proyek tersebut mencapai 1.700 orang dengan 65 persen di antaranya merupakan penduduk lokal.
Proyek ini, kata dia, juga memberikan value tersendiri dengan adanya Satu Central Porcessing Plant Gundih yang merupakan green plant, karena didesain dengan penggunaan own use/BBG yang efisien dan dapat mengurangi emisi. Hal ini selaras dengan concern Pertamina untuk terus meningkatkan aspek lingkungan dalam setiap pengelolaan operasi perusahaan.
Selain itu, Pertamina juga melakukan reflagging SPBU Petronas di Kalimalang, Jakarta Timur, menjadi SPBU COCO. Sebelumnya Pertamina telah berhasil mengakuisisi SPBU asing di Sumatra dan Jawa. Hal ini dilakukan dalam rangka mendukung pencapaian target 557 SPBU COCO & CODO pada 2016 serta guna memperkuat posisi Pertamina dalam penyediaan BBM dalam negeri sehingga terus dapat mempertahankan posisi sebagai tuan rumah di negeri sendiri.
Pertamina juga meresmikan proyek Rumah Sakit Pertamedika di Sentul yang memiliki keunggulan dalam hal penanganan Liver Center dan Cardiac Center. Pendirian rumah sakit ini dilandasi keseriusan Pertamina dalam meningkatkan kesehatan masyarakat yang sejalan dengan komitmen perusahaan untuk memberi layanan terbaik kepada masyarakat umum di berbagai sektor yang ditangani.
Pertamina juga melakukan pengapalan perdana produk paraxylene dari kilang Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI), Tuban yang merupakan kerja sama pengolahan (tolling agreement) antara TPPI dan Pertamina. TPPI telah beroperasi kembali dan oil in telah dilakukan sejak 4 November 2013 setelah hampir 2 tahun berhenti operasi.
Dengan beroperasinya kilang TPPI ini, Indonesia akan mendapat tambahan pasokan produk petrokimia maupun BBM dan LPG dalam negeri sehingga akan mengurangi volume impor yang porsinya mencapai 20 persen-30 persen dari total kebutuhan dengan nilai impor 5,5 miliar dolar AS. TPPI akan menghasilkan sedikitnya 530 ribu ton produk petrokimia yang terdiri dari paraxylene, benzene, orthoxylene dan heavy aromatic, tambahan produk BBM berupa gas oil/diesel oil dan fuel oil sejumlah 1,5 juta barrel, tambahan LPG sebesar 36 ribu ton dan light naphtha sebesar 300 ribu ton atau 2,8 juta barrel.