REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Para ahli menyatakan ekonomi syariah yang bertumbuh pesat akan mengubah Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA). Konferensi Euromoney Qatar, Rabu (11/12) dikutip dari CPI Financial memenyimpulkan pesatnya industri keuangan berbasis Islam akan mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan tersebut.
Saat ini, menurut laporan Standard&Poor's, aset syariah secara global bernilai 1,4 triliun dolar AS. Diperkirakan ke depan pertumbuhan terus berada di level dua digit dalam dua sampai tiga tahun ke depan. Sementara Asia, akan tetap menjadi kekuatan terbesar dalam keuangan syariah, diikuti pendatang baru seperti Turki dan Nigeria. Selain itu sepanjang keuangan syariah mendapat dukungan pemerintah, perusahaan akan terus memperkuat basis mereka di pasar tersebut.
Perusahaan komunikasi multi nasional Ooredoo meluncurkan sukuk senilai 1,25 triliun dolar AS dengan jatuh tempo selama lima tahun.Satu hal yang penting munculnya sektor pembiayaan syariah memberikan stimulus penting pada masa kritis di wilayah MENA. Dimana, tekanan bagi negara untuk meningkatkan lapangan kerja dan dukungan ke sektor swasta khususnya UMKM.
Kawasan MENA minimal perlu menciptakan 75 juta lapangan pekerjaan untuk mengimbangi pertumbuhan penduduk. Selain itu, MENA juga membutuhkan investasi yang lebih kepada UMKM, yang mewakili 80 persen bisnis di kawasan itu.
CEO Korporasi Islam untuk Pengembangan Sektor Swasta (ICD), Khaled Al Aboodi, mengatakan sektor swasta adalah mesin utama untuk menambah lapangan kerja, pendapatan yang lebih baik dan meningkatkan standar hidup. Maka menurut dia, membutuhkan kemitraan pemerintah-swasta didukung keuangan syariah. Saat ini, ucapnya, Qatar yang paling tampak menonjol dan memainkan peran penting dalam pembangunan sosial ekonomi di Afrika, Asia Tengah dan Asia Tenggara.
Sementara itu Presiden Asosiasi Pasar Modal Internasional, Rene Karsenti mengatakan sebagai sektor keuangan, Qatar memiliki pemerintah dengan regulasi kelas dunia. Sektor keuangan Syariah mereka juga terus meningkat dalam hal aktivitas yang memicu minat investor.
Sementara Kepala Pengelolaan Utang Negara Inggris Raya, Robert Stheeman menyarankan Qatar untuk mendiversifikasi ekonomi mereka dan mendorong sektor swasta dan kewiraushaan. Selain itu fokus pada penelitian, pengembangan dan pendidikan. Selain Qatar, diantara negara-negara Teluk, Turki juga menjadi salah satu yang paling aktif di industri syariah untuk meningkatkan ekonomi mereka.
Pemerintah Turki juga telah menerbitkan sukuk senilai 1,5 triliun dolar AS untuk jangka waktu lima setengah tahun di 2012. Mereka kembali meluncurkan obligasi syariah sebesar 1,25 triliun dolar AS selama 5 tahun pada Oktober 2013.