REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada Selasa (10/12) mengumumkan penunjukan Shamshad Akhtar dari Pakistan sebagai sekretaris eksekutif Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia dan Pasifik (ESCAP) .
Wakil juru bicara PBB, Farhan Haq, pada jumpa pers harian mengatakan, Akhtar akan menggantikan Noeleen Heyzer dari Singapura. Akhtar saat ini penasehat senior Ban pada pembangunan ekonomi dan keuangan serta asisten sekretaris jenderal PBB di Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB (DESA).
"Ny Heyzer selanjutnya akan menjabat penasihat khusus Sekjen PBB untuk Timor-Leste guna lebih memperkuat kemitraan antara pemerintah Timor-Leste dan PBB untuk mendukung upaya berkelanjutan dari Timor-Leste menuju pembangunan perdamaian, pembangunan negara dan pembangunan yang inklusif serta berkelanjutan," kata Haq.
Akhtar, yang sejak 2012 menjabat sebagai penasehat senior sekretaris jenderal PBB pada pembangunan ekonomi dan keuangan serta asisten sekretaris jenderal, memiliki pengalaman yang luas lebih dari 30 tahun sebagai ekonom berpengalaman dengan rekam jejak pembuatan kebijakan dan implementasi dalam pembangunan ekonomi dan keuangan yang mengesankan, baik di tingkat negara maupun regional. Akhtar juga menjabat sebagai Sherpa PBB untuk G20.
"Ny Akhtar membawa serta pengalaman yang luas di Asia, dia telah memiliki nasehat dan operasi terstruktur di sejumlah negara Asia, dan telah terlibat dalam berbagai forum kerja sama regional termasuk Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC)," papar Faq.
"Dia dinilai sebagai salah satu dari 10 perempuan profesional di Asia dan memenangkan penghargaan internasional bagi keteladanannya sebagai Gubernur Bank Sentral di Pakistan," tambah Faq.
Akhtar sebelumnya menjabat sebagai Gubernur Bank Sentral Pakistan 2006-2009. Dalam arena multinasional, Akhtar menjabat di Bank Dunia sebagai wakil presiden untuk Timur Tengah dan Afrika Utara antara 2009 dan 2011 dan di Bank Pembangunan Asia (ADB) sebagai penasihat senior khusus untuk presiden Bank Dunia pada 2009. Ia lahir pada 1954.
Ikuti Whatsapp Channel Republika