REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Selasa (10/12) pagi bergerak menguat 51 poin menjadi Rp 11.925 dibanding posisi Senin (9/12) Rp 11.976 per dolar AS. Penguatan rupiah ini menyusul adanya paket kebijakan ekonomi ke dua dari pemerintah untuk menahan permintaan dolar AS.
"Adanya paket kebijakan ekonomi ke dua yang mengatur barang-barang impor cukup ditanggapi positif oleh pelaku pasar uang sehingga rupiah kembali menguat," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Selasa (10/12).
Menurut Reza, kebijakan itu dipersepsikan dapat menahan permintaan dolar AS lebih tinggi sehingga akan membuat neraca perdagangan Indonesia menjadi lebih baik. Ia menambahkan, Cina yang telah merilis kenaikan neraca perdagangannya pada akhir pekan kemarin dan diikuti oleh data inflasi yang cukup stabil menambah sentimen positif bagi mata uang rupiah.
"Adanya pertumbuhan Cina maka diharapkan ekspor Indonesia dapat meningkat," katanya. Akan tetapi, lanjut dia, laju rupiah masih terbatas seiring pelaku pasar yang mengambil posisi menunggu menjelang rilis data suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) di pekan ini.