REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Dunia memandang negara berkembang masih menjadi pendukung utama pertumbuhan ekonomi global meskipun saat ini kondisi di kawasan sedang mengalami kekhawatiran terkait kemungkinan tapering off yang dilakukan oleh The Fed (Bank Sentral AS).
"Kita berada pada situasi, awal sebuah akhir dari krisis dan negara berkembang yang dapat menjaga stabilitas merupakan pendukung utama pertumbuhan ekonomi," kata Direktur Pelaksana dan Kepala bagian Finansial Grup Bank Dunia, Bertrand Badre seusai bertemu dengan Menkeu Chatib Basri di Jakarta, Selasa (3/12).
Bertrand mengatakan Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang mampu mempertahankan stabilitas ekonomi dalam kondisi sulit, terutama setelah lahir paket kebijakan yang bertujuan untuk menekan defisit neraca transaksi berjalan. "Pemerintah Indonesia sudah membuat kebijakan terkait untuk mengantisipasi perubahan kebijakan moneter di AS dan memang kondisi dunia saat ini sedang sulit, karena tapering off tidak hanya menyebabkan turbulensi di Indonesia namun juga negara lain," paparnya.
Ia menambahkan sangat penting untuk mempertahankan stabilitas fundamental ekonomi bagi negara berkembang dalam kondisi dunia yang sedang mengalami volatilitas, salah satunya dengan mengupayakan keberlanjutan reformasi struktural. "Dunia sedang mengalami volatilitas dan pasar bergejolak, anda harus memperlihatkan kemampuan untuk melakukan stabilitas serta menunjukkan kredibilitas dalam lingkungan global. Pemerintah harus mengupayakan hal tersebut serta mendorong kelanjutan reformasi struktural," tutur Bertrand.
Ia menjelaskan lima tahun terakhir sejak krisis 2008, kondisi dunia sedang berada dalam tekanan, dan negara berkembang yang telah mendapatkan keuntungan dari likuiditas masuk, harus mampu menyiapkan diri dari potensi normalisasi ekonomi di Amerika Serikat. Untuk itu, Bank Dunia sebagai mitra penting negara berkembang akan mendukung kelanjutan proses stabilisasi yang sedang berlangsung dan memberikan bantuan dalam hal pendanaan serta asistensi apabila dibutuhkan.
"Kami bekerja untuk proses tidak hanya dalam pembiayaan atau dana, namun juga penyediaan bantuan penasihat teknis untuk mendorong kapasitas, tidak hanya di Indonesia namun juga negara berkembang lainnya," kata Bertrand.
Dalam kunjungan ke Indonesia, Bertrand juga melakukan pertemuan dengan Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner OJK serta Kepala BKPM. Bertrand juga melakukan kunjungan ke perkampungan nelayan Teluk Naga serta Dadap, Tangerang untuk memberikan bantuan sanitasi serta pemberdayaan masyarakat pesisir.