REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaku usaha rumput laut di kawasan Asia Tenggara membentuk kelompok kerja yang dinamakan yang dinamakan ASEAN Seaweed Industry Club (ASIC) dengan tujuan untuk meningkatkan daya saing produk rumput laut di pasar Internasional.
Ketua Umum Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI), Safari Azis mengatakan, gagasan tersebut muncul dalam pertemuan yang melibatkan pemangku kepentingan rumput laut se-Asean di Cebu, Filipina, 26-28 November 2013. Setelah masing-masing negara memberi presentasi perkembangan terkini dari hulu hingga hilir industri rumput lautnya dan atas semangat kerja sama dan kolaborasi ASEAN, dibuatlah rencana aksi dalam meningkatkan daya saing produk rumput laut dipasar internasional dengan membentuk ASIC.
“Setelah lima kali mengadakan pertemuan sejak tahun 2012, pelaku usaha rumput laut dari enam negara ASEAN yang terdiri dari Indonesia, Filipina, Malaysia, Laos, Vietnam, dan Thailand sepakat membentuk kelompok kerja atau klub rumput laut yang dinamakan ASIC di Filipina pada Kamis (28/11),” katanya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima ROL, Jumat (29/11).
Pembentukan ASIC ini, dia melanjutkan, mengacu kepada nota kesepahaman ASEAN Co-Operation in Agriculture and Forest Products Promotion Scheme, termasuk komoditas kelautan dan perikanan yaitu tuna dan rumput laut.
Pada pertemuan tersebut, delegasi Indonesia terdiri dari unsur swasta yakni anggota ARLI dan pemerintah yang diwakili oleh pejabat Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)Indonesia. “Secara aklamasi para peserta memutuskan untuk memilih ketua SIAP Maximo Ricohermoso sebagai Ketua ASIC,” tuturnya.