REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (29/11) dibuka melemah 12,35 poin dipicu pelaku pasar yang masih khawatir terhadap pengurangan stimulus keuangan oleh Pemerintah Amerika Serikat.
IHSG BEI dibuka turun 12,35 poin atau 0,29 persen menjadi 4.221,57. Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 3,23 poin (0,47 persen) ke posisi 699,06.
Head of Research Valbury Asia Securities, Alfiansyah mengatakan bahwa sentimen nilai tukar rupiah dan "tapering off" AS, masih menjadi kekhawatiran pelaku pasar saham domestik."Pelemahan rupiah disebabkan oleh sejumlah faktor yaitu membaiknya serangkaian data AS, neraca perdagangan dan pembayaran Indonesia yang belum menunjukan perbaikan signifikan dan kebutuhan terhadap dolar AS jelang akhir tahun," kata dia di Jakarta, Jumat (29/11).
Sementara itu, lanjut dia, data inflasi yang diperkirakan stabil diharapkan menjadi katalis positif bagi IHSG. Bank Indonesia memprediksikan bahwa laju inflasi November pada kisaran 0,05 persen sampai 0,1 persen atau tidak terlampau jauh dari inflasi bulan Oktober yang sebesar 0,09 persen.
Sementara itu, analis Samuel Sekuritas Yualdo Yudoprawiro mengatakan bahwa IHSG berpeluang menguat pada akhir pekan ini seiring mulai stabilnya pergerakan nilai tukar rupiah. Menurutnya, beberapa saham yang melemah signifikan pada perdagangan kemarin (28/11) seperti United Tractor (UNTR), Holcim Indonesia (SMCB), Indo Tambangraya Megah (ITMG) dan Jasa Marga (JSMR) berpeluang mengalami penguatan secara teknikal.
Bursa regional, diantaranya indeks Hang Seng menguat 39,22 poin (0,16 persen) ke level 23.828,31, indeks Nikkei-225 turun 3,64 poin (0,02 persen) ke level 15.723,48, dan Straits Times melenah 10,85 poin (0,34 persen) ke posisi 3.175,52.