Jumat 29 Nov 2013 09:43 WIB

SUN Valas, Alternatif Eksportir Simpan Valas

Rep: Satya Festiani/ Red: Nidia Zuraya
Transaksi valas -ilustrasi
Transaksi valas -ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Surat Utang Negara (SUN) valuta asing (valas) yang dikeluarkan pemerintah baru-baru ini bisa menjadi alternatif bagi eksportir untuk menyimpan valasnya di dalam negeri. Selama ini, absennya instrumen valas di dalam negeri memaksa masyarakat untuk menempatkan dananya yang berbentuk valas di luar negeri.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Difi Johansyah, mengatakan dengan adanya SUN valas, dana lebih baik dibelikan SUN valas daripada dijual di luar negeri. "Ini alternatif orang menempatkan dana. Semakin besar volume semakin bagus. Mengurangi orang menyimpan di luar negeri," ujar Difi kepada ROL, kemarin.

SUN Valas juga dapat menjadi alternatif bagi bank, dana pensiun, reksadana dan asuransi untuk menempatkan valasnya. Difi mengatakan sebelumnya bank yang memiliki valas menggunakan valasnya untuk kredit dan menempatkan di antar bank. Itu sebabnya bank-bank yang memiliki kelebihan valas menyimpan valas tersebut di luar negeri. "Kalau semakin besar sangat membantu kinerja perbaikan valas dalam negeri. Membantu dolar AS tidak ke luar negeri," ujar dia.

Dalam lelang pedana SUN valas bertenor 3 tahun pada 25 November lalu, pemerintah menawarkan pagu indikatif lelang sebesar 450 juta dolar AS. Tetapi, pemerintah hanya memenangkan 190 juta dolar AS dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 3,52 persen, tertinggi 3,8 persen. Tingkat kupon yang diberikan ialah 3,5 persen.

Difi mengatakan penerbitan pertama memang tidak mencapai target. Hal tersebut disebabkan investor masih melihat kondisi di pasar sekunder. Tenor yang ditawarkan juga belum beragam. Ia mengatakan semakin banyak variasi tenor semakin baik. "Investor juga lebih mempertimbangkan kebutuhan dolar jangka pendek untuk akhir tahun," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement