REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan telah melakukan lelang Surat Utang Negara (SUN) dalam mata uang dolar AS seri USDFR0001 (new issuance) Seperti dikutip dari siaran pers DJPU, Senin (25/11), total penawaran yang masuk sebesar 293,55 juta dolar AS dengan yield tertinggi yang masuk 5,75 persen dan yield terendah yang masuk 3,15 persen.
Sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh UU Nomor 24 Tahun tentang Surat Utang Negara, menteri keuangan menetapkan total nominal yang dimenangkan dari seri tersebut adalah 190 juta dolar AS. Rincian keterangan tambahan antara lain, yield rata-rata tertimbang 3,5167 persen, yield tertinggi dimenangkan 3,8 persen, tanggal setelmen/penerbitan 28 November 2013 dan tanggal jatuh tempo 15 Mei 2017.
Dengan hasil tersebut, capaian realisasi penerbitan SBN dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2013 mencapai Rp 318,19 triliun atau 97,33 persen dari target. Besaran itu terdiri dari SUN Rp 265,51 triliun (97,14 persen dari target) dan SBSN Rp 52,67 triliun (98,28 target).
Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Robert Pakpahan menilai, hasil yang dicapai cukup baik. "Banyak juga kan itu 190 juta dolar AS," ujar Robert di kantor Kemenkeu, Senin (25/11).
Meskipun begitu, besaran ini masih lebih rendah dibandingkan jumlah indikatif yang dilelang sebesar 450 juta dolar AS. Menanggapinya, Robert mengatakan, "Ini kan menjelang akhir tahun, kecenderungannya butuh valas. Selain itu, ini juga barang baru, orang cenderung hati-hati. Tapi saya senang, sistem kita berjalan baik."
Lebih lanjut, Robert menjelaskan tahun depan institusinya akan kembali menerbitkan SUN dalam denominasi valas, termasuk dalam dolar AS. Pada Selasa (26/11) besok, DJPU akan melelang surat berharga syariah negara (SBSN) senilai Rp 1 triliun. Diikuti oleh penerbitan SUN beberapa waktu kemudian. Namun, Robert belum dapat memastikan besarannya. "SUN nanti kita lihat dulu berapa sisanya," kata Robert.