REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Selasa (19/11) pagi belum bergerak nilainya atau stagnan di posisi Rp 11.620 per dolar AS. "Jelang pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) di pekan ini laju rupiah masih stabil dengan kecenderungan melemah," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Selasa (19/11).
Menurut dia, investor di pasar uang masih ada rasa kekhawatiran terhadap hasil pertemuan FOMC pekan ini sehingga pelaku pasar cenderung mencari aman dengan melepas rupiah dan kembali melakukan akumulasi. Kondisi itu berbanding terbalik dengan sentimen positif dari dipertahankannya peringkat utang Indonesia di level BBB- (triple B minus) oleh Fitch Rating serta laju dolar Australia dan rupee India yang mulai menguat.
"Mata uang Australia dan India menguat menanggapi sentimen positif dari berita reformasi keuangan ekonomi Cina dan spekulasi Janet Yellen akan tetap mempertahankan stimulus," katanya.
Analis Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir menambahkan kekhawatiran pelaku pasar bahwa the Fed mungkin mulai akan mengurangi jumlah pemberian stimulus moneter dalam waktu dekat masih membayangi kinerja rupiah. "Investor juga waspada menanti pidato Bernanke pada pekan ini yang dapat memberikan petunjuk kapan bank sentral AS akan mulai kurangi program pembelian obligasi," katanya.