Kamis 14 Nov 2013 14:43 WIB

GRES! Momentum Keberpihakan Pemerintah pada Ekonomi Syariah

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nidia Zuraya
Ekonomi syariah (ilustrasi)
Foto: aamslametrusydiana.blogspot.com
Ekonomi syariah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan Ekonomi Syariah (GRES!) diharapkan menjadi momentum dukungan dan keberpihakan pemerintah kepada ekonomi syariah. Jika pemerintah di semua kementerian mendukung GRES!, maka industri syariah Indonesia dapat lebih besar dari Malaysia.

Peluncuran GRES! akan dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Lapangan Monas, Ahad (17/11). "Pencanangan GRES! akan menjadi momentum mengembangkan ekonomi syariah dengan lebih masif lagi di segala lini industri," ujar Corporate Secretary PT Bank BRISyariah, Lukita T Prakasa kepada ROL, Kamis (14/11).

Lukita mengatakan sejauh ini masyarakat mengenal ekonomi syariah hanya sebatas bank syariah saja sehingga dirasakan cukup hanya diatur dan dikelola oleh Bank Indonesia. Padahal ekonomi syariah sesungguhnya bukan hanya milik industri perbankan, melainkan ada asuransi syariah, koperasi syariah, hotel syariah, lembaga amil zakat hingga Baitul Mal wa Tanwiil (BMT).  "Karenanya dengan adanya GRES!, ekonomi syariah diharapkan memperoleh perhatian lebih dari regulator lain seperti Kementerian Keuangan, Kementerian Koperasi dan kementerian lain," ucap Lukita.

Peluncuran GRES! bertepatan dengan milad BRISyariah ke-5. "Di hari itu, kami akan memperkenalkan GRES! ke seluruh karyawan," kata dia. BRISyariah juga mendukung Program Sejuta Berdaya dari panitia GRES! dengan memberikan bantuan dana kebajikan Qardhul Hasan sebesar Rp 300 juta dan pembiayaan mikro Rp13,9 miliar yang siap disalurkan.

Direktur Utama PT Bank Mega Syariah, Benny Witjaksono menyebut GRES! adalah harapan besar bagi industri syariah. "Semua asosiasi industri syariah akan bergabung mendukung GRES!," ujarnya.

Direktur Eksekutif Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah (PKES) Ismi Kushartanto mengatakan tujuan GRES! adalah menjadikan ekonomi syariah sebagai gaya hidup (life style) masyarakat. Pendekatan yang dilakukan dari atas ke bawah (top-down). Menurutnya, apabila pemimpin dalam hal ini Presiden SBY, turut dilibatkan maka akan berdampak lebih cepat dalam perkembangan ekonomi syariah.

Hal senada disampaikan Ketua Asosiasi BMT se-Indonesia (Asbindo), Aries Mufti. "Kalau gerakan ini dilakukan berjamaah dan bersinergi, maka dampaknya akan lebih luas, ujar Aries beberapa waktu lalu.

Pengamat Ekonomi Syariah, Agustianto mengatakan faktor tingkat pemahaman masyarakat sangat menentukan dalam pengamalan. Karena itu, umat Islam harusnya memahami ekonomi syariah dengan baik agar bisa dipraktikkan dalam kehidupan riil.

"Semua ajaran ekonomi Islam seharusnya dapat diaktualisasikan  dalam kehidupan, baik dalam bidang ekonomi mikro maupun ekonomi makro," kata Agustianto. Menurutnya, jika umat Islam memahami konsep ekonomi syariah, maka kebangkitan ekonomi syariah dan peradaban umat akan terwujud.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement