Rabu 13 Nov 2013 15:36 WIB

Pasar Saham Asia Tanggapi Negatif Reformasi Kebijakan Cina

 Seorang pria berdiri di depan papan elektronik Nikkei 225 index di Tokyo.
Foto: AP//Itsuo Inouye
Seorang pria berdiri di depan papan elektronik Nikkei 225 index di Tokyo.

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Pasar Asia jatuh pada perdagangan Rabu di tengah profit taking dan menyusul kerugian di New York, sementara Hong Kong dan Shanghai bereaksi negatif terhadap rencana reformasi kebijakan ekonomi Cina. Dolar AS beringsut lebih rendah setelah baru-baru ini menguat menyusul berbagai pesan konflik dari Federal Reserve seputar rencana bank sentral untuk program stimulusnya.

Saham Tokyo turun tipis 0,09 persen saat istirahat setelah mengejar keuntungan secara sehat dalam dua sesi sebelumnya. Sementara Sydney turun 0,50 persen dan Seoul hilang melemah 0,71 persen. Hong Kong merosot 1,06 persen dan Shanghai menguat 0,58 persen .

Partai Komunis Cina melakukan pengawasan secara ketat pleno ke tiga pada Selasa (12/11) menjanjikan reformasi ekonomi yang lebih dalam memberikan pasar suatu penentuan peran dalam mengalokasikan sumber daya. Tapi pertemuan tersebut, yang biasanya menetapkan rencana Partai untuk dekade selanjutnya, menemui suatu kekecewaan bahwa pertemuan itu tidak memberikan lebih detail.

"Investor ritel sangat berharap terhadap pleno ke tiga. Tapi Komunike gagal untuk mengatasi bagaimana pemerintah akan menyelesaikan berbagai permasalahan seperti reformasi di sektor keuangan yang dikelola negara dan pendaftaran rumah tangga," kata Amy Lin , analis Capital Securities.

Saham AS tergelincir pada hari Selasa (12/11) karena stimulus Fed kembali ke permukaan, dengan beberapa analis bertaruh pada kemungkinan Fed memangkas program stimulusnya pada bulan depan. Prediksi mengakhiri lebih cepat untuk skema tersebut didorong oleh data pekerjaan positif pada Jumat (8/11) lalu.

Dengan tidak adanya berita ekonomi utama, investor terfokus pada kata sambutan para pejabat Federal Reserve untuk petunjuk tentang kapan bank sentral itu akan memutuskan mulai mengurangi program pembelian aset 85 miliar dolar AS per bulan. Salah satunya, Richard Fisher, kepala Fed Dallas, mengatakan kepada CNBC bahwa neraca Fed telah 'membengkak' dan memperingatkan bahwa di beberapa titik, kita harus mengurangi kembali kecepatan pembelian aset.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement