REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) memproyeksikan loan to deposit ratio (LDR) hingga akhir tahun di level 90-91 persen. Direktur Utama BRI Sofyan Basir mengungkapkan hal ini sengaja dilakukan. "Supaya yield optimal. Makanya BRI selalu nomor satu labanya.," ujar Sofyan usai paparan kinerja kuartal ketiga BRI di Jakarta, Rabu (22/10).
Per September 2013 LDR BRI mencapai 90,88 persen. Rasio ini meningkat bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu 85,23 persen. BRI tidak khawatir dengan rasio LDR ini. Pasalnya perseroan menjaga capital adequate ratio (CAR) di atas rata-rata. Per akhir triwulan ketiga, CAR BRI sebesar 17,13 persen.
BRI masih memiliki dana-dana dari tidak berbiaya ditambah dari interbank. Sehingga bank pelat merah ini tidak khawatir dengan tingginya LDR. Apalagi LDR tersebut hampir menyentuh batas atas giro wajibnimum (GWM) LDR. "Maksimum kan 92 persen. Kalaupun sudah lewat, CAR masih di atas 14 persen," ujar Sofyan.
Dalam paparan kinerja, BRI menyatakan telah menyalurkan kredit sebesar Rp 413,27 triliun. Nilai ini tumbuh tumbuh 29,96 persen bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun perseroan mencapai Rp 454,73 triliun. Dan total aset bank yang labanya menembus Rp 15,5 triliun ini mencapai Rp 569 triliun.