REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi dalam rangka penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA) triwulan III 2013 mencapai Rp 100,5 triliun. Jika ditilik dari lokasinya, realisasi investasi PMDN tertinggi berada di Jawa Tengah dengan Rp 9,7 triliun. Disusul oleh Jawa Timur Rp 8,8 triliun, Riau Rp 2 triliun, Jawa Barat Rp 1,9 triliun dan Kalimantan Timur Rp 1,7 triliun.
Sedangkan realisasi investasi PMA tertinggi berada di Jawa Barat 2,2 miliar dolar AS, Jawa Timur 600 juta dolar AS, Papua dan Banten masing-masing 600 juta dolar AS dan Kalimantan Timur 500 juta dolar AS. Kepala BKPM Mahendra Siregar menilai pergerakan realisasi investasi PMDN maupun PMA menjauhi DKI Jakarta tidak mengejutkan. Hal tersebut disebabkan adanya perubahan sektor investasi dari primer ke sekunder, khususnya manufaktur. "Jawa Tengah dan Jawa Timur adalah lokasi yang dianggap kompetitif untuk lokasi investasi manufaktur," kata Mahendra.
Khusus untuk DKI Jakarta, Mahendra mengatakan bentuk-bentuk investasi yang memerlukan lahan dan tenaga kerja yang terampil dan semi terampil semakin sulit diperoleh di Jakarta. "Sehingga, penyesuaian itu kami kira wajar," ujar mantan wakil menteri keuangan ini.
Secara kumulatif, realisasi investasi PMDN Januari-September 2013 Rp 117,7 triliun. Berdasarkan lokasinya, realisasi investasi terbesar berada di Jawa Timur Rp 28,3 triliun. Kemudian Jawa Tengah Rp 11,4 triliun, Kalimantan Timur Rp 9,6 triliun, Kalimantan Selatan Rp 5,4 triliun dan Jawa Barat 4,5 triliun.
Sementara realisasi investasi PMA Januari-September 2013 Rp 272,6 triliun. Dari lokasinya, realisasi investasi terbesar di Jawa Barat 5,2 miliar dolar AS. Disusul Jawa Timur 2 miliar dolar AS, Papua dan DKI Jakarta masing-masing 1,9 miliar dolar AS.