REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mata uang rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Rabu (23/10) pagi belum bergerak atau stagnan di posisi Rp 10.905 per dolar AS. "Laju nilai tukar rupiah cenderung stabil namun masih memiliki potensi penguatan menyusul data tenaga kerja AS yang masih belum baik, akibatnya pasar optimis bahwa penundaan pengurangan stimulus akan ditunda hingga tahun depan," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Rabu (23/10).
Ia menambahkan penundaan stimulus itu akan membuat kemudahan untuk memperbaiki defisit neraca pembayaran Indonesia dan kebutuhan pembayaran kewajiban luar negeri swasta menjadi mudah. "Bank Indonesia akan tetap menjaga nilai tukar domestik untuk memperbaiki defisit neraca perdagangan," katanya.
Analis pasar uang Bank Mandiri, Renny Eka Putri menambahkan ekonomi AS yang masih belum pulih akan membuat mata uang yang menjadi lawan dolar AS menguat. "Secara umum, sentimen di pasar uang domestik masih positif. Dolar AS masih akan cenderung mengalami tekanan," katanya.
Ia mengatakan pemerintah Indonesia yang melakukan kerja sama bilateral swap agreement dengan Cina akan membuat ketahanan cadangan devisa tetap baik sehingga kepercayaan pasar domestik akan positif. Ia memproyeksikan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah pada Rabu ini di kisaran Rp 10.554-Rp 11.400 per dolar AS.