REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK -- Untuk meyakinkan pelanggan dan operator, Blackberry Ltd mengiklankan satu halaman penuh di sejumlah surat kabar dunia. Perusahaan teknologi yang sedang berjuang menghindari kebangkrutan ini berusaha meyakinkan operator, konsumen, dan pelanggan agar tidak meninggalkan produk mereka. “Tidak diragukan lagi hari ini merupakan masa yang menantang dan kami tidak meremehkan atau mengabaikan tantangan tersebut. Kami membuat perubahan yang besar untuk memperkuat Blackberry,” tulis perusahaan yang berbasis di Waterloo, Ontario, Kanada, tersebut dalam iklan yang mereka pasang.
Chief Officer Marketing Blackberry Frank Boulben mengatakan, iklan-iklan tersebut merupakan upaya perseroan untuk berkomunikasi langsung dengan pelanggan tanpa perantara atau distrosi. Blackberry ingin meyakinkan pembeli untuk terus memilih salah satu produk perusahaan karena Blackberry masih akan terus menjaga eksistensinya di dunia smartphone.
Iklan Blackberry hadir di 30 media di sembilan negara, termasuk Wall Street Journal dan Washington Post. Blackberry juga mengirimkan iklan tersebut ke pelanggan dan mitra kerjanya.
Iklan itu menyusul tahun-tahun penuh gejolak di internal Blackberry. Buruknya penjualan produk Blackberry Z10 membuat perusahaan harus menerima pinangan menjadi perusahaan privat dengan nilai penjualan 4,7 miliar dolar AS.
Penjualan Z10 membuat penjualan perusahaan turun hingga 45 persen pada kuartal sebelumnya. Kekacauan penjualan ini juga membuat mitra Blackberry memutuskan untuk menghentikan kerja sama, seperti T-Mobile US Inc. Bulan lalu, perusahaan telekomunikasi tersebut mengatakan akan menghabiskan persediaan Blackberry dari toko-tokonya dengan memaksa pembeli memiliki ponsel yang dikapalkan ke mereka.
Pemasok elektronik untuk Blackberry, Jabil Circuit Inc, menyatakan, pihaknya mungkin akan melepaskan hubungan dengan perusahaan tersebut dalam beberapa bulan mendatang. Hal ini meningkatkan spekulasi Blackberry akan berhenti memproduksi ponsel.
Perusahaan yang akan membeli Blackberry, Fairfax Financial Holdings Ltd, belum mengumumkan rencana pasti pembelian. Hal ini meningkatkan kekhawatiran investor bahwa transaksi tidak akan pernah terjadi. Akibatnya, saham Blackberry ditutup pada 8,14 dolar AS di bursa New York. Nilai ini di bawah penawaran Fairfax, yaitu sembilan dolar AS.
Selain itu, periklanan sebelumnya telah gagal meningkatkan penjualan Blackberry. Pada awal tahun, perseroan mengampanyekan ponsel Blackberry Z10 dengan dana terbesar dalam sejarah perusahaan. Bahkan, Blackberry berani mengiklan di ajang Super Bowl pada awal Februari.
Kampanye terbaru, Blackberry mencoba hal yang lebih klasik, yaitu dengan iklan di surat kabar. Boulben mengatakan, iklan di surat kabar akan membuat pelanggan berpikir bahwa perusahaan masih memiliki banyak uang tunai di tangan. “Kami pikir ini merupakan cara yang baik bagi pelanggan dan mitra untuk mendapatkan pesan kami,” katanya.
Pekan ketiga September 2013, Blakckberry mengumumkan telah melakukan penandatanganan kesepakatan letter of intent (LoI) dengan perusahaan konsorsium yang berisi tentang pengambilalihan perusahaan senilai 4,7 miliar dolar AS.
Akuisisi tersebut akan membuat Blackberry menjadi perusahaan privat. “LoI berarti pemegang saham akan menerima sembilan dolar AS untuk setiap saham Blackberry yang dimilikinya,” ujar Blackberry dalam pernyataan yang diumumkan di situs resminya.
Konsorsium tersebut dipimpin oleh Fairfax Financial Holdings Ltd, sebuah perusahaan asuransi yang dimiliki oleh Prem Watsa. Konsorsium tersebut setuju mengakuisisi seluruh saham yang beredar milik Blackberry. Fairfax sendiri telah memiliki 10 persen saham Blackberry.