REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah memperkirakan konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi sampai akhir 2013 berada di bawah kuota APBN Perubahan yang ditetapkan 48 juta kiloliter. Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo mengatakan, sampai akhir 2013, pihaknya memprediksi konsumsi BBM subsidi mencapai 47,4 juta-47,5 juta kiloliter. "Masih di bawah kuota APBN sebesar 48 juta kiloliter," katanya di Jakarta, Senin (7/10).
Menurut dia, per jenis BBM, konsumsi solar memang kemungkinan di atas kuota yang ditetapkan. Namun, untuk premium dan minyak tanah diperkirakan di bawah kuota sehingga secara keseluruhan juga lebih rendah dari 48 juta kiloliter. Susilo mengatakan bahwa penyebab konsumsi BBM subsidi di bawah target, antara lain kenaikan harga dan konversi ke biodiesel, selain juga penegakan hukum.
Vice President Fuel Retail Marketing PT Pertamina (Persero) Muchamad Iskandar mengatakan bahwa realisasi konsumsi BBM subsidi sampai September 2013 adalah 34,3 juta kiloliter. Realisasi itu naik satu juta kiloliter dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 33,3 juta kiloliter. "Sekitar tiga persen naiknya," katanya.
Kenaikan terbesar terjadi pada jenis premium yakni 4,4 persen dengan konsumsi sampai September 2013 sebesar 21,82 juta kiloliter, dibandingkan 2012 sebanyak 20,9 juta kiloliter. Disusul solar naik 1,4 persen dengan konsumsi 11,68 juta kiloliter, sementara pada tahun 2012 sebesar 11,52 juta kiloliter. Konsumsi minyak tanah turun 0,06 persen dari 0,88 juta menjadi 0,83 juta kiloliter.