Kamis 03 Oct 2013 11:46 WIB

Pemerintah Diminta Cermat Atur Masuknya Produk Impor

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Nidia Zuraya
Pedagang memilah kotakan kardus berisi daging sapi impor Bulog di Pasar Jatinegara, Jakarta, Rabu (17/7).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pedagang memilah kotakan kardus berisi daging sapi impor Bulog di Pasar Jatinegara, Jakarta, Rabu (17/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IV DPR, Viva Yoga mengatakan seharusnya pemerintah bisa mengatur masuknya produk impor dengan lebih cermat. Ia melihat bahwa produk impor kerap berdatangan ketika panen raya berlangsung. "Tidak ada koordinasi antara kementerian pertanian, kementerian perdagangan dan kementerian perindustrian," katanya, Kamis (3/10).

Contohnya saja apa yang terjaid saat ini. Petani tomat misalnya, telah melaporkan kedatangan tomat impor dari Cina di Lamongan. Alhasil tomat hasil panen menjadi tidak laku. Kondisi ini akhirnya yang membuat harga jual petani runtuh. Wajar apabila masyarakat memilih produk impor yang lebih murah.

Banjirnya produk impor menunjukkan bahwa pemerintah masih setengah hati mengurusi pangan. Lebih parah lagi, pemerintah memberikan porsi yang terlampau besar pada pihak swasta untuk melakukan impor. "Sementara Bulog, misalnya pada kedelai, hanya diberikan jatah impor 10 persen," katanya.

Fungsi Bulog sebagai perusahaan negara menurutnya masih mandul. Hal ini terlihat dari terbatasnya ruang gerak yang diberikan pemerintah agar Bulog bisa mengelola komoditas lain selain beras.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement