REPUBLIKA.CO.ID, JIMBARAN – Forum APEC Business Advisory Council (ABAC) yang dibuka Rabu (2/10) menekankan pembahasan pada volatilitas ekonomi global. Kondisi ekonomi global saat ini dinilai telah berdampak negatif terhadap stabilitas investasi dan pertumbuhan ekonomi.
Ketua ABAC Wisnu Wardhana menyatakan, agenda utama pertemuan ABAC adalah mencari solusi agar pertumbuhan ekonomi bisa ditingkatkan dan kembali membangkitkan bisnis yang terimbas buruknya ekonomi global. “Kami akan mengusulkan kepada pemimpin APEC untuk menekan biaya dan efisiensi dalam tiga hal, yaitu perdagangan, investasi, dan layanan,” katanya.
Negara-negara APEC diharapkan dapat memperkuat hubungan perdagangannya sehingga bisa mengintegrasikan bisnis antar perusahaan-perusahaan di kawasan Asia Pasifik. ABAC pun mengusulkan agar usaha kecil menengah (UKM) bisa berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan akses, teknologi, dan keuangan mereka.
Peningkatan infrastruktur juga akan dibahas. Perusahaan-perusahaan swasta diharapkan dapat berkontribusi lebih banyak pada investasi infrastruktur. Kondisi infrastruktur yang baik akan meningkatkan konektivitas dan pertumbuhan ekonomi.
Semua ini menurutnya, harus didukung oleh sistem keuangan APEC yang kuat seperti yang dibahas bersama menteri-menteri keuangan APEC beberapa waktu lalu. “Kami senang mereka sudah menerima usulan kami untuk mendorong sektor swasta untuk bergabung dalam skema public private partnertship (PPP) di sektor infrastruktur,” katanya.
ABAC pun akan menyampaikan rancangan jangka panjang tentang energi dan bagaimana sektor swasta berkontribusi di dalamnya. Sehingga pengamanan kebutuhan dan keberlangsungan ketersediaan energi bisa dijaga.