REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa memperkirakan deflasi yang terjadi pada September lalu kembali terjadi pada Oktober 2013. Dengan demikian laju inflasi akan cenderung turun hingga akhir tahun.
Hatta bahkan optimistis potensi terjadinya deflasi berlangsung hingga November dan pada Desember baru terjadi inflasi kembali. Kondisi tersebut merupakan dampak dari paket kebijakan ekonomi yang dilaksanakan pemerintah mulai memperlihatkan hasil.
"Satu-satunya potensi inflasi pada Desember, karena bulan tersebut banyak terjadi 'spending'," ujarnya.
Sementara Menteri Keuangan Chatib Basri menambahkan saat ini terlihat adanya indikasi laju inflasi kembali normal, setelah inflasi sempat tercatat tinggi pada Juli dan Agustus. Kondisi itu dampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada minggu ketiga Juni 2013.
Ia memperkirakan apabila kondisi seperti ini terus terjaga hingga akhir tahun 2013, maka angka laju inflasi akan berada di bawah perkiraan pemerintah sebesar 9,2 persen secara tahunan (yoy).
"Inflasi mulai kembali normal, kalau bisa dijaga terus, bulan depan (inflasi) rendah atau deflasi lagi. Saya kira nanti inflasinya bisa di bawah 9,2 persen," ujar Chatib.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat deflasi pada September 2013 sebesar 0,35 persen, yang merupakan pertama kali sejak 2001 setelah sebelumnya selalu terjadi inflasi. Deflasi terjadi akibat penurunan beberapa harga komoditas bahan pangan.