Selasa 01 Oct 2013 15:59 WIB

Australia Jajaki Investasi Peternakan Sapi di Indonesia

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Nidia Zuraya
Seorang peternak di sebuah peternakan sapi di Jakarta, Rabu (17/4).   (Republika/Aditya Pradana Putra)
Seorang peternak di sebuah peternakan sapi di Jakarta, Rabu (17/4). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengadakan pertemuan dengan Menteri Perdagangan dan Investasi Australia Andrew Robb di kantor Kemenko Perekonomian, Selasa (1/10). Dalam konferensi pers bersama sesuai pertemuan, Hatta mengatakan pertemuan di antara keduanya membahas peningkatan perdagangan dan investasi di antara kedua negara. 

Penyerahan tongkat kepemimpinan Australia dari Kevin Rudd kepada Tony Abbott diyakini Hatta tidak memengaruhi komitmen kedua negara. "Tahun kemarin investasi kita naik 700 persen.  Kita harapkan sekarang akan lebih mengokohkan hubungan kedua negara. Australia bukan hanya sahabat kita, tapi partner strategis dalam situasi normal dan sulit," ujar Hatta. 

Pada 2011 investasi Australia sekitar 100 juta dolar AS dan pada 2012 meningkat menjadi  sekitar 700 juta dolar AS. Dalam pertemuan kemarin, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan keinginan untuk meningkatkan nilai perdagangan Indonesia dengan Australia dari 10 miliar dolar AS menjadi 15 miliar dolar AS.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan kedua negara, khususnya di sektor non minyak dan gas sepanjang Januari-Agustus 2013 mengalami defisit 1,356 miliar dolar AS. Rinciannya, ekspor Indonesia ke Australia 1,789 miliar dolar AS dan impor Indonesia dari Australia 3,146 miliar dolar AS.

Andrew mengatakan peningkatan perdagangan dan investasi dapat dilakukan di sektor peternakan sapi. Apalagi Australia memiliki keunggulan di sektor pembiakan, sedangkan Indonesia unggul di sektor penggemukan. "Jika dikerjakan bersama-sama, akan baik untuk kedua negara," ujar Andrew. 

Meskipunm begitu, Andrew tidak menyatakan bentuk konkret realisasi investasi yang akan ditanamkan negeri kangguru tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement