REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mata uang rupiah pada Selasa (1/10) pagi cenderung bergerak stabil terhadap dolar AS menjelang publikasikan data-data ekonomi Indonesia. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta belum bergerak nilainya atau stagnan di posisi Rp 11.495 per dolar AS.
"Laju rupiah cenderung stabil terhadap dolar AS mengantisipasi data ekonomi Indonesia yang akan dipublikasikan pada Selasa ini," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Selasa (1/10).
Para pelaku pasar, menurut Reza, berharap data ekonomi Indonesia sesuai dengan harapan pasar sehingga tekanan rupiah dapat mereda, karena di sisi lain sentimen dari AS dapat memperburuk laju nilai tukar domestik. "Apalagi laju nilai tukar sejumlah mata uang Asia juga cenderung mengalami koreksi sehingga dapat memberi tekanan pada rupiah," kata dia.
Sementara itu, Head of Research Valbury Asia Securities, Alfiansyah mengatakan ekonom memperkirakan bahwa inflasi September 2013 sebesar sembilan persen year on year. Sedang defisit neraca perdagangan bulan Agustus 2013 diperkirakan turun menjadi 811 juta dolar AS dari sebelumnya defisit 2,309 miliar dolar AS. "Hal itu karena ekspor bulan Agustus diperkirakan naik, meski impor di periode itu juga diperkirakan masih besar," kata Alfiansyah.
Kendati demikian, menurut dia, jika data aktual inflasi dan defisit neraca lebih buruk dibanding periode sebelumnya, maka nilai rupiah besar kemungkinan kembali mengalami tekanan.