Senin 30 Sep 2013 15:14 WIB

RNI Akuisisi Peternakan Sapi Australia Akhir 2013

Seorang peternak di sebuah peternakan sapi di Jakarta, Rabu (17/4).   (Republika/Aditya Pradana Putra)
Seorang peternak di sebuah peternakan sapi di Jakarta, Rabu (17/4). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) akan menyelesaikan akuisisi perusahaan ternak sapi Australia sebelum akhir 2013. "Tahun ini (2013) harus rampung, sehingga pada 2014 sudah bisa mendatangkan sapi dari Australia," kata Direktur Utama RNI Ismed Hasan Putro di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (30/9).

Menurut Ismed, saat ini pihaknya sedang melakukan seleksi terhadap lima perusahaan ternak sapi Australia yang berlokasi di Australia Bagian Utara (Nothern Australia). "Kelima perusahaan itu masuk dalam Asosiasi Peternakan Sapi di Australia. Kita akan seleksi yaitu yang mampu mengelola sapi sebanyak 50 ribu hingga 500 ribu ekor per tahun," ujar Ismed.

Dengan demikian, tambahnya, RNI setiap bulan bisa mendatangkan sekitar 10 ribu ekor sapi per bulan. Ia menjelaskan, dana yang disiapkan RNI untuk mengakuisisi perternakan sapi Australia tersebut sebesar Rp 350 miliar. "Kami siap untuk mengakuisisi perusahaan ternak di Australia, di mana kami menjadi pemegang sahamnya hingga 51 persen di dalamnya," ujarnya.

Rencana RNI ekspansi bisnis ke Australia sejalan dengan program Kementerian BUMN untuk memenuhi kebutuhan sapi dan daging sapi di Tanah Air. Selain RNI, pemerintah juga menugasi PT Pupuk Indonesia (Persero) untuk mengakuisisi perusahaan sapi di negeri Kangguru itu untuk memasok sapi bakalan, sapi potong ke Indonesia.

Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan biaya pembibitan anak sapi di Australia berkisar Rp 2,5 juta per ekor, sedangkan mengimpor anak sapi dari negara itu berkisar Rp 4 juta per ekor. Namun untuk biaya penggemukan sapi di Indonesia jauh lebih murah di Indonesia yang mencapai sekitar Rp 2 juta, ketimbang di Australia yang bisa menelan biaya sekitar Rp 9 juta. "Penggemukan sapi di Indonesia lebih baik, makanya kita siap mengembangkan bibit di Australia baru kemudian didatangkan ke Indonesia untuk digemukkan," tegas Dahlan.

Pada praktiknya penggemukan sapi di Indonesia bisa meningkatkan bobot satu ekor sapi dari 250 kilogram menjadi sekitar 450 kilogram, dengan dana yang lebih murah dan waktu yang lebih cepat. "Untuk melahirkan anak sapi paling efisien di Australia, namun penggemukan lebih cepat di Indonesia," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement