REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu Baitul Mal wat Tamwiil (BMT) di Jakarta, BMT Al-Husnayain menghadirkan tiga gerakan pemberdayaan masyarakat dalam menjalankan bisnisnya. Ketiga gerakan tersebut yakni pembentukan ekonomi, rohani dan Jasmani.
Direktur Utama BMT Al-Husnayain, Qomaruddin mengatakan gerakan pembentukan ekonomi dilakukan melalui pemberiaan berbagai model pembiayaan dan tabungan. "Dengan kekuatan modal yang dimiliki, BMT Al-Husnayain memberikan fasilitas tersebut agar dapat dinikmati masyarakat untuk meningkatkan taraf kehidupan yang lebih baik dan mapan," ujarnya kepada ROL baru-baru ini. Selain itu diberikan tambahan ilmu terkait manajemen keuangan dengan menggandeng bekerjasama dengan instansi terkait hal tersebut.
Untuk gerakan kerohanian, BMT Al-Husnayain melaksanakan berbagai pengajian dan marketing dakwah bagi para nasabah agar konsisten dalam melaksanakan ibadah baik sunnah maupun wajib demi meningkatkan ketaqwaan kepada Rabbnya. Sedangkan untuk masalah jasmani, BMT Al-Husnayain bekerja sama dengan Badan Amil ZAkat Nasional (BAZNAS) untuk memberikan layanan kesehatan secara gratis dengan jangka waktu yang ditentukan kedua belah pihak.
Sejak didirikannya pada 2000, BMT Al-Husnayain kini dapat membukukan aset sebesar Rp 5,6 milliar yang terdiri dari tabungan Rp 2,5 miliar dan pembiayaan sebesar Rp 3 miliar. Qomaruddin menyebut pencapaian ini tidak terlepas dengan gerakan antar jemput yang dilakukan manajemen untuk memberikan layanan yang mudah, praktis dan cepat kepada masyarakat. Dengan hanya sebuah permintaan dari pesan singkat (SMS), BMT dapat hadir di rumah ataupun di tempat usaha para nasabah. "Perbedaan ini yang menjadi kelebihan kami dengan lembaga keuangan lain. Selain membayar pembiayaan, masyarakat dapat langsung menabung kepada para marketing," ucapnya.
Saat ini, BMT Al-Husnayain telah memiliki tiga kantor cabang dengan 1.000 anggota yang tersebar di wilayah Jakarta Timur. Beberapa bank juga telah menjalin kerja sama dari segi permodalan. BMT Al-Husnayain pun mampu bertahan dalam persaingan lantaran adanya konsistensi mempertahankan visi dan misi dari pihak manajemen, yakni membangkitkan ekonomi umat mencapai keadilan, kemakmuran dan kesejahteraan serta terbebas dari berbagai bentuk riba yang dilarang agama.
Qomaruddin mengatakan Koperasi Jasa Keungan Syariah (KJKS) seharusnya menjadi percontohan pada pemerintah untuk memperkenalkan masyarakat akan pentingnya manajemen keuangan. Pemerintah, kata dia, harusnya belajar dari gerakan KJKS yang dapat merubah taraf hidup masyarakat bawah menjadi menengah. Selain dekat dengan masyarakat, KJKS menjadi wadah dakwah dalam memperkenalkan kepada masyarakat akan ekonomi Islam. Hal itulah yang mendorong berdirinya BMT Al- Husnayain yang terletak di Pekayon, Jakarta Timur ini. Dengan latar belakang kolaborasi pesantren, ulama dan masyarakat, BMT Al-Husnayain menjadi wadah keuangan syariah pertama di daerah tersebut.