REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Data-data yang dihasilkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dinilai telah memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi. Meskipun begitu, kualitas pengumpulan data di lapangan harus terus diperbaiki.
Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari seusai menjadi pembicara dalam dialog interaktif bertajuk 'Data Mencerdaskan Bangsa dalam rangka Hari Statistik Nasional' di Jakarta, Rabu (25/9). Qodari mengatakan data-data yang dihasilkan oleh BPS selalu menjadi rujukan bagi lembaganya. Khususnya data-data terkait demografi hingga etnisitas.
Mengapa data BPS menjadi rujukan? "Karena kita tidak punya kemampuan untuk cross check atau counter data-data BPS. Bedanya lembaga survei dan BPS adalah BPS data agregat. Kalau kita sampling dan justru data agregat ini yang menjadi patokan," papar Qodari.
Lebih lanjut, Qodari menjelaskan pada akhirnya, kebutuhan setiap lembaga maupun personal terhadap data berbeda-beda. Khusus untuk Indo Barometer, Qodari menyebut data BPS kerap dibutuhkan untuk memetakan profil pemilih. "Keperluan kita memang terbatas dan lembaga lain tak ada yang mempunyai data yang sesuai kecuali BPS," kata Qodari seraya menyebut data-data yang dihasilkan BPS sulit untuk dipolitisir seiring independensi BPS.