REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perbankan umum pada Juli 2013 mencatatkan peningkatan laba yang tumbuh tipis dibandingkan Juni 2013. Laba pada Juli 2013 tercatat sebesar Rp 59,39 triliun, tumbuh 12,31 persen dari periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, laba hingga Juni 2013 tercatat tumbuh sebesar 11,7 persen menjadi sebesar Rp 51,11 triliun.
Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang dirilis BI, kenaikan laba dipicu oleh peningkatan pendapatan bunga bersih. Pada Juli 2013, pendapatan bunga bersih tercatat sebesar Rp 134,72 triliun, sedangkan pada Juni tercatat sebesar Rp 114,16 triliun. Peningkatan bunga dipengaruhi oleh kenaikan pendapatan bunga yang digenjot menjadi Rp 250,17 triliun. Namun, beban juga melonjak menjadi Rp 115,45 triliun.
Pendapatan operasional selain bunga juga mencatatkan kenaikan menjadi Rp 76,48 triliun pada Juli dari Rp 72,75 triliun pada Juni. Namun jika dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu, pertumbuhan pendapatan operasional selain bunga negatif 3,8 persen. Pada Juli 2012, pendapatan operasional selain bunga tercatat sebesar Rp 79,56 triliun. Adapun net interest margin (NIM) meningkat tipis dari 5,41 persen menjadi 5,46 persen.
Presiden Direktur PT Bank Central Asia, Tbk (BCA), Jahja Setiaatmadja, mengatakan laba kuartal pertama pasti kecil karena biaya dan bunga yang naik. Hal tersebut mempengaruhi profitability perbankan secara umum. "Dari segi profitability, first quarter kecil. Nanti terus meningkat sampai akhir tahun," ujar Jahja yang ditemui di tengah acara Seminar the Future of Finance: Axis of Stability and Profitability, Senin (23/9).
Mengenai proyeksi pertumbuhan laba, Jahja mengatakan pertumbuhan bergantung pada bagaimana bank mengelola portofolionya. "Apakah dia menaikan secara volume atau bunganya, profit variabel banyak skali," ujar dia. Namun, ia meyakini laba akan tumbuh pada akhir tahun. "Sekarang belum bisa kita lihat BI Rate bagaimana ke depan, tapi kalau valas normal, pada ekuilibrium baru, bunga stabil oke lah," tambah dia.