Rabu 18 Sep 2013 17:44 WIB

Perbankan Kurangi Kredit Valas

Rep: Friska Yolandha/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Transaksi valas -ilustrasi
Transaksi valas -ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu penarikan stimulus quantitative easing oleh bank sentral Amerika Serika the Federal Reserve memberi sinyal kepada industri untuk menurunkan pemberian kredit valuta asing (valas). Sejumlah bank bahkan sudah menghentikan pemberian kredit valas.

"Bahkan sudah ada bank besar yang menghentikan pemberian kredit, kecuali yang sudah komitmen untuk dicairkan," ujar Ketua Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional (Perbanas) Sigit Pramono, Selasa (18/9).

Penghentian kredit bukan karena adanya himbauan dari regulator terkait pengetatan likuiditas dalam bentuk mata uang asing. Pengurangan tersebut terjadi karena memang likuiditas valas itu sendiri sudah ketat akibat faktor eksternal.

Salah satu yang melakukan pengurangan kredit valas adalah PT Bank Negara Indonesia (BBNI). Direktur Business Banking BNI Krishna Suparto mengatakan, perseroan telah mengurangi pinjaman dana valas ke beberapa sektor kredit yang dinilai memiliki resiko tinggi.‬

‪"Kredit valas dan pinjaman luar negeri sangat dibatasi, kecuali migas atau industri yang benar-benar menghasilkan dolar," ujarnya ketika ditemui terpisah. BBNI juga sangat menjaga cadangan valas yang dimilikinya.

Per Juni kredit valas BBNI mencapai Rp 222,65 triliun. Nilai ini hanya 12 persen dari total penyaluran kredit perseroan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement