REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Badan Pengembangan Investasi Tatarstan (TIDA) Rusia bekerja sama dengan Agensi Thomson Reuters telah mengembangkan rencana lima tahun untuk menciptakan pusat kawasan keuangan syariah Rusia dan Commonwealth of Independent States (CIS) di Kazan. Negara-negara CIS diprediksi dapat meningkatkan investasi sekitar 28 miliar dolar AS dari Malaysia dan negara-negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC).
Untuk mengkoordinasikan arus keuangan, para pengembang berencana menciptakan sebuah bank daerah di Kazan. Tujuan utama proyek ini adalah merangsang perkembangan keuangan syariah di Federasi Rusia. “Dilakukan dengan memberikan alternatif berupa bank syariah yang tidak hanya untuk penduduk Muslim tetapi juga bagi orang-orang di luar penganut Islam,” tulis siaran pers TIDA seperti dikutip Russia & India Report, Senin (16/9).
Pengalaman Inggris menunjukkan 70 persen peminjam dana bank syariah beragama non Muslim. Selain itu, instrumen keuangan adalah sarana investasi menarik dari negara-negara Muslim. “Ini bukan soal investasi ke industri, melainkan untuk menarik arus keuangan melalui lembaga-lembaga keuangan ,” tulis siaran pers tersebut.
Menurut rencana, penciptaan pusat kawasan tersebut membutuhkan 11 juta dolar AS untuk investasi di sektor pendidikan, konseling, metodologi dan program lainnya. Tatarstan telah mengumpulkan pengalaman cukup dalam proyek-proyek internasional dan kontak dengan investor negara-negara Muslim. Kazan telah berulang kali menjadi tuan rumah event internasional yang ditujukan untuk bisnis dan keuangan syariah. Dukungan dan pelebaran investasi akan menjadi salah satu isu utama pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Internasional Ekonomi Rusia kelima dengan negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pada Oktober mendatang.
Menurut para ahli, investor Islam menunjukkan minat di Rusia karena faktor ekonomi maupun geopolitik. “Investor Muslim tidak bisa mengabaikan Rusia. Hal ini dilatarbelakangi oleh ukuran wilayan Rusia yang besar, sumber bahan baku, ukuran populasi Muslim dan kedekatannya dengan beberapa negara Muslim strategis di Asia Tengah,” ucap Ketua Organisasi Nirlaba Italia ASSAIF, Alberto Brugnoni.
Menurut berbagai perkiraan, ukuran potensi pasar ritel keuangan syariah di Rusia berkisar 10 persen dari total jumlah Muslim di dunia. “Muslim kembali ke agama mereka dan menginginkan hidup sesuai prinsip agama. Ini pasti akan memberikan dorongan untuk instrumen keuangan syariah,” kata Brugnoni.
Namun beberapa ahli tidak yakin bahwa rencana ambisius menjadikan Kazan sebagai pusat keuangan syariah Rusia akan terwujud. Kepala Departemen Riset Ekonomi Institut Studi Oriental Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, Alexander Akimov mengatakan gagasan mendirikan pusat keuangan syariah bukanlah hal baru. Ide itu telah muncul lima tahun lalu tetapi tidak pernah dikembangkan. Dia tidak mengenyampingkan kemungkinan bahwa keuangan syariah hanya akan membeli aset yang ada bukan dan menciptakan proyek-proyek baru .
Adapun bidang investasi di sektor riil terutama dalam bentuk infrastruktur dan penyulingan minyak. Rusia diperkirakan membutuhkan lebih dari 1 triliun dolar AS dari investasi ke infrastruktur selama 10 tahun ke depan . “Keuangan syariah cocok untuk ini,” ujar Brugnoni.