REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Siloam International Hospitals (SILO) berencana akan menaikkan harga layanannya. Menurut Presiden Direktur Siloam Hospitals Gershu Paul hal ini tidak hanya dilakukan oleh Siloam namun juga dilakukan oleh rumah sakit lain.
Setidaknya, kata Gershu, kenaikan jasa layanan sebesar 3,5 hingga 5 persen. Siloam, ungkapnya, berencana menaikkan harga sekitar 5 persen. Akan tetapi kenaikan tidak akan dilakukan tahun ini. "Mungkin tahun depan," ujar Gershu.
Sementara Chief Operating Medical Officer Siloam Grace Frelita mengungkapkan perseroan juga tengah melakukan negosiasi untuk mengupayakan pajak masuk alat-alat medis untuk kebutuhan rumah sakit. Saat ini alat-alat medis masih termasuk sebagai barang mewah. "Kami terus berusaha agar pemerintah merespons soal pajak alat medis," ujar Grace.
Perseroan telah menyiapkan dana tambahan untuk investasi alat medis jika kondisi rupiah terus melemah. Siloam menyiapkan dana berkisar 10-12 juta dolar AS untuk mengantisipasi melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sebesar 10-15 persen.
Perseroan berpendapat dengan adanya dana cadangan pelemahan rupiah tidak akan begitu terasa dampaknya. Namun jika rupiah terus melemah hingga di atas 15 persen, perseroan akan melakukan sejumlah langkah baru untuk mengantisipasi kebutuhan impor alat medis.