Rabu 11 Sep 2013 15:29 WIB

Kebutuhan Semen Proyek MP3EI Mencapai 53 Juta Ton per Tahun

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Nidia Zuraya
Semen
Foto: Antara
Semen

REPUBLIKA.CO.ID, BAYAH -- Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) memiliki tujuan untuk mendorong pemerataan pembangunan (equitable development) di dalam negeri. Pembangunan infrastruktur menjadi mutlak karena akan mendorong tumbuhnya industri.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menuturkan, dalam strategi MP3EI, kebutuhan semen dalam negeri diproyeksikan sebesar 600 kilogram (kg) per kapita pada 2025. Saat ini, tercatat kebutuhan konsumsi semen sebesar 200 kg per kapita atau 53 juta ton per tahun. 

Dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil, kebutuhan semen diproyeksikan akan terus meningkat.  "Karena kita kurang semen, harganya naik sehingga pembangunan mengerem.  Pembangunan akan lebih efisien karena semen murah.  Betapa sebetulnya pabrik semen dibutuhkan," kata Hatta saat memberikan sambutan dalam acara groundbreaking (pemancangan tiang perdana) Proyek Pembangunan Pabrik Semen Merah Putih PT Cemindo di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten, Rabu (11/9). 

Hatta menambahkan, keberadaan Pabrik Semen Merah Putih diharapkan memberikan kontribusi bagi masyarakat Lebak pada khususnya. Terlebih, PT Cemindo akan menyerap kurang lebih empat ribu tenaga kerja lokal. "Keberadaan pabrik ini juga akan meningkatkan pendapatan daerah dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.  Mudah-mudahan, proyek ini bisa selesai tepat waktu sehingga 2015 bisa mulai berproduksi," papar Hatta.

Direktur Utama PT Cemindo Gemilang A Selamat mengatakan pabrik akan mulai beroperasi pertengahan 2015. Selama masa pembangunan, diperkirakan terserap setidaknya empat ribu tenaga kerja dan sebagian besar berasal dari masyarakat lokal. 

Dengan kapasitas 10 ribu ton clinker per hari, Cemindo menargetkan bisa memproduksi empat juta ton semen per tahun. "Cemindo berharap dapat berkontribusi terhadap permintaan semen yang pada 2015 diperkirakan mencapai 70 juta ton," ujar Selamat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement