Selasa 10 Sep 2013 21:52 WIB

Menkeu Sebut Defisit Terjaga karena Belanja Rendah

Defisit (ilustrasi)
Foto: FINANCIALRED.COM
Defisit (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemerintah memastikan defisit anggaran dapat terjaga di bawah target 2,38 persen terhadap PDB karena penyerapan belanja pemerintah diperkirakan rendah pada akhir tahun.

"Kalau realisasi belanja rendah, di akhir tahun 2013 defisit tetap terjaga," Menteri Keuangan Chatib Basri. Menkeu mengatakan bahwa realisasi belanja pemerintah yang tidak mencapai target tersebut membuat Pemerintah berani untuk memberikan insentif fiskal sebagai bagian dari paket kebijakan agar tidak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK).

"Inilah yang membuat pemerintah bisa memberikan fiskal insentif lebih tinggi. Daripada realisasi belanja tidak tercapai, lebih baik pajaknya diturunkan untuk bantu perusahaan, defisitnya bisa sama," katanya.

Ia menyatakan belanja pemerintah yang terlalu ekspansif bisa menyebabkan angka pertumbuhan ekonomi tinggi. Hanya saja akibatnya impor dapat meningkat, padahal Pemerintah ingin memperkecil defisit neraca transaksi berjalan untuk menenangkan pelaku pasar.

"Fokus sekarang adalah menurunkan defisit transaksi berjalan. Kita ingin mengantisipasi keluhan pasar, defisit transaksi berjalan harus turun dan impor harus turun. Kalau impor turun, berarti investasi harus turun, kalau investasi turun berarti pertumbuhan juga turun," katanya.

Menurut dia, Pemerintah juga telah mengantisipasi perlambatan ekonomi setelah Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan, dan untuk itu insentif diberikan karena dampaknya dapat mengurangi beban perusahaan.

"Kalau pertumbuhan melambat, mungkin efeknya ada PHK, maka kita beri insentif, tapi sebelum memberikan insentif kita lihat dulu fiskalnya terganggu atau tidak. Kalau realisasi belanja rendah, berarti ada ruang untuk memberi insentif," ujar Chatib.

Berdasarkan data Dirjen Perbendaharaan Negara Kementerian Keuangan per 30 Agustus 2013, defisit anggaran telah tercatat mencapai Rp100,8 triliun atau 45 persen dari target Rp224,2 triliun (2,38 persen terhadap PDB).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement