REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penguatan dolar Amerika Serikat (AS) menyebabkan harga barang-barang impor melambung. Sektor manufaktur yang menggunakan bahan baku impor akan terkena imbasnya. Namun, PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI) mengaku kredit manufaktur saat ini belum terpengaruh.
"Manufaktur itu kan punya stok. Stok masih ada. Mungkin akan kelihatan tiga bulan kemudian," ujar Direktur Bisnis Kelembagaan BRI, Asmawi Syam, Senin (9/9). Ia memprediksikan sektor manufaktur baru akan membeli bahan baku tiga bulan kemudian.
Menurutnya, sektor manufaktur pun telah mengantisipasi kenaikan harga bahan baku yang disebabkan oleh penguatan dolar AS. Selain itu, letter of credit (LC) telah dibuat enam bulan lalu. "Kami lihat lah nanti Januari akan berdampak atau tidak," ujarnya.
BRI juga menyiapkan hedging untuk korporasi yang membeli bahan baku dalam dolar AS. "Kami siapkan dolarnya, pada saat nanti LC-nya dibuka, kami yang beli," kata Asmawi.