REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan secara umum kondisi perekonomian Indonesia dalam keadaan baik. Namun, rencana negara-negara lain yang akan menyerang Timur Tengah menurutnya memang akan memberikan dampak pada kondisi dunia secara keseluruhan.
Sejauh ini BI bersama pemerintah terus berupaya agar nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tidak semakin melemah. Hari ini dolar AS sempat menyentuh level tertinggi pada posisi Rp 11.690. Serangkaian insiatif juga sudah diterapkan guna menahan laju pelemahan rupiah. Salah satunya yaitu dengan mengurangi impor minyak melalui peningkatan biodiesel pada solar. "Langkah ini akan memberikan dampak yang baik sekali pada neraca perdagangan Indonesia," katanya di kawasan BI, Jumat (6/9).
Meskipun demikian, ia melihat pemerintah bisa lebih berperan dalam mengurangi ketergantungan pada impor. Selain itu, ia memandang bahwa diperlukan satu peraturan yang bisa merespon kondisi perburuhan yang juga menimbulkan gejolak di dalam negeri.
Agus juga menyatakan bahwa cadangan devisa dalam kondisi aman. Apabila cadangan devisa menurun sekalipun, itu dikarenakan adanya capital outflow. Diperlukan dukungan berupa hutang untuk menjaga cadangan devisa negara. "Itu sangat wajar, karena dulu kita sama-sama ingat tahun 2008 itu masih 50 miliar dolar AS," katanya.
BI menurutnya tengah menyiapkan strategi jangka pendek, menengah dan panjang untuk merespon pergerakan perekonomian dunia. Agus juga mengingatkan bahwa kondisi Indonesia tidak sama dengan negara lain dimana kondisi perbankannya masuk dari transaksi derifatif.