Kamis 29 Aug 2013 00:02 WIB

Kondisi Ekonomi Indonesia Sekarang Berbeda dengan Krisis 2008

Rep: Friska Yolandha/ Red: Citra Listya Rini
Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah meyakinkan pelaku pasar modal bahwa kondisi ekonomi yang saat ini terjadi di Indonesia tidak akan menyamai krisis pada 1998 maupun 2008. 

"Beda ceritanya. Kondisi saat ini lebih baik. Kondisi perbankan sekarang juga lebih baik dan tidak ada kategori bank sakit," kata Pelaksana Tugas Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro usai menghadiri Pertemuan OJK Menteri Keuangan dan Pelaku Pasar Modal di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (28/8).

Ketika krisis 2008 nilai tukar rupiah terhadap dolar mencapai Rp 12.000 dan indeks harga saham gabungan anjlok sampai 50 persen. Sedangkan hari ini kondisinya tidak sekarut-marut itu.

Hanya kondisi ini bukan berarti pemerintah bersantai dan melakukan pembiaran. Pemerintah tetap waspada dan melakukan langkah-langkah yang dapat menenangkan pasar.

Respons pelaku pasar terhadap kebijakan pemerintah cukup positif. Hanya mereka masih menunggu kebijakan yang lebih langsung dari moneter. Pemerintah berusaha untuk menjelaskan situasinya kepada pelaku pasar agar suasana tidak menjadi lebih berat. 

Hal senada diungkapkan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad. Pelaku pasar lebih banyak meminta sosialisasi paket kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. "Ada masalah jangka panjang dan pendek yang harus segera direspon," ujar Muliaman.

OJK tetap waspada dan optimistis dengan masa depan ekonomi Indonesia meskipun kinerja mengalami tekanan. Pemerintah dan otoritas akan berupaya mengatasi keduanya sehingga perekonomian dan pasar modal kembali stabil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement