REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Pesawat Silk Air rute Singapura ke Kota Pekanbaru, Riau, balik arah kembali ke Singapura akibat pekatnya asap sisa kebakaran, sehingga jarak pandang di Bandara Sultan Syarif Kasim II menurun drastis pada Rabu (28/8) pagi. Airport Duty Manager SSK II Baiquni kepada Antara mengatakan pesawat Silk Air seharusnya mendarat sesuai jadwal di Pekanbaru pada pukul 07.00 WIB.
Namun, pilot pesawat melaporkan kondisi jarak pandang dari udara tidak memungkinkan untuk mendarat, sehingga memutuskan untuk return to base (RTB) ke Singapura. "Seharusnya pesawat mendarat jam tujuh pagi, tapi jarak pandang hanya 300 meter jadi pilot putuskan RTB," ujarnya.
Baiquni mengatakan, jarak pandang di Bandara SSK II memang cukup parah pada pagi hanya 300 meter, namun berangsur membaik jelang siang ini mencapai sekitar 800 meter. "Kabut asap memang sudah mengganggu aktivitas penerbangan selama dua hari terakhir," katanya.
Ia mengatakan penerbangan domestik juga mengalami keterlambatan akibat asap pekat. Hingga pukul 09.00 WIB, lanjutnya, masih ada penerbangan yang terpaksa dialihkan (divert) untuk rute Jakarta-Pekanbaru, yakni pesawat Garuda Indonesia, Lion Air dan Mandala. "Penerbangan dialihkan ke Bandara Kuala Namu, Medan. Sedangkan keberangkatan dari Pekanbaru juga terpaksa ditunda karena masih menunggu pesawat untuk tiba," tuturnya.
Meski begitu, ia mengatakan penerbangan domestik mulai normal seperti pesawat Air Asia dari Medan sudah bisa mendarat di Pekanbaru. "Kami mengupayakan tidak ada penumpukan penumpang di ruang tunggu," ujarnya.
Berdasarkan pantuan Antara, banyak calon penumpang di ruang tunggu dan petugas terpaksa mengenakan masker akibat asap dinilai mengganggu kesehatan. "Kondisi asap ini sudah tidak sehat dan berdampak pada aktivitas kita. Seharusnya pemerintah daerah lebih cepat bekerja menanggulangi masalah asap ini tapi kenyataannya selalu berulang-ulang," kata Irwan (26), calon penumpang tujuan Jakarta.