Selasa 27 Aug 2013 09:29 WIB

Konsorsium Bank Sentral Tiga Kawasan Terbitkan Sukuk Lintas Batas

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nidia Zuraya
Sukuk (ilustrasi).
Foto: alhudacibe.com
Sukuk (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Sebuah konsorsium bank sentral dari Asia, Timur Tengah dan Afrika telah mengambil langkah pertama menuju pengembangan pasar lintas batas instrumen keuangan syariah dengan mengeluarkan sukuk senilai 490 juta dolar AS. Sukuk bertenor tiga bulan ini diterbitkan oleh International Islamic Liquidity Manajemen Corp berbasis di Malaysia (IILM).

Keuangan syariah yang mematuhi prinsip-prinsip Islam seperti larangan pembayaran bunga ini telah berkembang pesat sejak krisis keuangan global. Diperkirakan aset keuangan syariah saat ini lebih dari 1 triliun dolar AS.

IILM didirikan oleh bank sentral pada 2010 dan bertujuan mengatasi kelemahan dengan menerbitkan sukuk yang dapat melakukan perdagangan lintas batas. Sukuk IILM mendapat rating A-1 kredit tinggi dari Standard & Poor. IILM juga telah menyatakan rencananya untuk meningkatkan penerbitan sukuk senilai 3 miliar dolar AS dengan harga 30 basis poin selama London Interbank Offered Rate.

Sukuk tersebut, seperti dilansir Reuters, Senin (26/8) waktu setempat, dilelang untuk tujuh lembaga dari seluruh dunia yakni Kuwait Finance House (KFH), KBL Bankir Swasta Eropa, Malayan Banking Bhd (Maybank), National Bank of Abu Dhabi, Qatar National Bank, Standard Chartered Bank dan Albaraka Turk. Bahrain sekarang akan bertanggung jawab menjual sukuk tersebut kepada bank-bank dan lembaga syariah dalam upaya menciptakan pasar aktif instrumen sukuk. Sukuk tersebut didukung aset yang menghasilkan keuntungan bagi investor.

IILM sebelumnya mengatakan sukuk akan didukung oleh aset negara dari negara-negara anggota. Penerbitan sukuk tersebut sempat ditunda beberapa kali selama dua tahun terakhir dengan kendala teknis dan gesekan antara anggota IILM. Beberapa pemegang saham IILM adalah bank sentral dari Indonesia, Kuwait, Luksemburg, Malaysia, Mauritius, Nigeria, Qatar, Turki dan Uni Emirat Arab, serta Bank Pembangunan Islam yang berbasis di Jeddah. Iran adalah anggota IILM tetapi bukanlah pemegang saham.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement