REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengganti tiga orang pimpinan yang menjabat deputi pada Senin (26/8).
Kepala SKK Migas Johanes Wijonarko mengatakan, perombakan ini menjadi bagian dari upaya penyegaran dan peningkatan kinerja untuk mencapai target-target yang telah ditetapkan pemerintah.
"Utamanya adalah target lifting minyak bumi sebesar 840 ribu barel per hari dan gas bumi sebesar 7.175 bbtu (billion british thermal unit) per hari,’’ kata dia pada pelantikan tiga orang pimpinan baru SKK Migas.
Posisi pengawas internal beralih dari Priyo Widodo kepada Budi Ibrahim. Sebelumnya, Budi Ibrahim bertugas sebagai Kepala Divisi Manajemen Sistem Informasi.
Lambok Hamonangan Hutauruk ditunjuk menggantikan Gerhard Maarten Rumeser sebagai Deputi Pengendalian Dukungan Bisnis. Lambok sebelumnya menjabat sebagai tenaga ahli.
Lalu, Budi Agustyono menjabat sebagai Deputi Pengendalian Keuangan menggantikan Akhmad Syakhroza. Budi Agustyono sebelumnya menjabat Kepala Divisi Pemeriksaan Biaya Operasi. Ketiga orang yang diganti kini menjabat sebagai tenaga ahli.
Dia menjelaskan, proses pembenahan organisasi ini telah melalui tahapan yang disyaratkan, yaitu melalui persetujuan Komisi Pengawas, sebelum akhirnya surat keputusan itu ditandatangani oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Komisi Pengawas diketuai oleh Menteri ESDM Jero Wacik dan sebagai anggota adalah Kepala BKPM M Chatib Basri, Wakil Menteri Keuangan Any Ratnawati, dan Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo.
Menurut Widjonarko, perombakan personalia dan pembenahan organisasi SKK menjadi momentum tepat untuk melakukan langkah-langkah korektif guna terciptanya sebuah institusi kredibel. Hanya dengan kredebilitas tinggi organisasi ini mampu melaksanakan amanah rakyat.
Dia berharap, para pejabat yang dilantik segera bekerja semaksimal mungkin untuk mendorong pencapaian sesuai yang diamanatkan undang-undang.