REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di awal pekan ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mendekati angka Rp 11 ribu. Melemahnya nilai rupiah tersebut ternyata ikut berdampak pada harga kain impor.
Berdasarkan pantauan Republika di Pasar Blok A Tanah Abang, sejumlah pedagang sudah mulai menaikkan harga jual untuk kain impor. Salah satu pedagang,
Mukesh mengatakan, harga kain brukat yang diimpor dari Korea sudah mengalami kenaikan sebesar Rp 1.500 per meter. Sebelumnya, dia biasa menjual bahan tersebut Rp 18 ribu per meter. Kini harganya telah naik menjadi Rp 19.500 per meter.
Menurut Mukesh, kenaikan harga itu sudah terjadi sejak dua pekan terakhir. Akibat kenaikan harga tersebut, kata dia, omzet penjualannya merosot hingga 15 persen. "Pembeli itu enggak mau tahu kalau dollar naik, maunya murah terus. Padahal kita beli sudah mahal," ujar pria berdarah India tersebut.
Sementara itu, pedagang bahan lain, Hakim mengaku belum menaikkan harga kain brukat asal Perancis yang dijualnya. Sebab, barang yang dijual masih stock lama. "Tapi kalau kita beli lagi pasti harganya sudah naik," kata dia.
Menurut Hakim, penjualan kain di toko miliknya masih lesu. Sebab, ia menambahkan, tren sehabis lebaran belum banyak orang yang membeli kain. "Biasanya ramai lagi nanti habis lebaran haji," ujarnya.