Senin 26 Aug 2013 15:39 WIB

Industri Asuransi Syariah Malaysia Peroleh Insentif dari Pemerintah

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nidia Zuraya
Asuransi syariah, ilustrasi
Asuransi syariah, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Industri asuransi syariah Malaysia direncanakan mendapat insentif dalam Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) Malaysia 2014 yang akan diajukan oleh Perdana Menteri Malaysia pada 25 Oktober mendatang. Asosiasi Asuransi Syariah Malaysia (MTA) telah beberapa kali membahas dengan otoritas terkait mengenai harapan anggaran tahun depan.

"Kami telah membahas beberapa isu, tetapi hanya yang terkait anggaran (apa yang industri butuhkan dalam anggaran 2014)," kata CEO Asuransi Syariah Ikhlas Sdn Bhd, Ab Latiff Abu Bakar seperti dikutip The Borneo Post Senin (26/8).

Industri asuransi syariah Malaysia diharapkan tumbuh setidaknya 20 persen tahun ini. Asuransi Syariah Ikhlas Takaful, sebuah unit dari MNRB Holdings Bhd, bertujuan mencapai 14 persen pasar saham pada akhir tahun.

Ab Latiff menyebut perusahaan berencana memperkuat program-programnya untuk mencapai pangsa pasar yang ditargetkan. "Kami berusaha memasang strategi dan masih banyak lagi," kata dia.

Asuransi Syariah Ikhlas akan mengembangkan cetak biru tiga tahun untuk meningkatkan pangsa pasar. Perusahaan akan berkonsentrasi pada bisnis keagenan yang fokus pada produk sesuai kebutuhan pasar. Menurut Latiff industri asuransi dipengaruhi situasi ekonomi saat ini. Biasanya, kata Ab Latiff, ketika ekonomi tidak kuat, maka orang-orang akan mencari asuransi sebagai prioritas mereka.

Hingga kini, Asuransi Syariah Ikhlas memiliki lebih dari 1,8 juta pemegang polis terdaftar dan sekitar 5.000 agen. Perusahaan menargetkan pendapatan premi 10 juta ringgit Malaysia selama lima tahun ke depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement