Jumat 23 Aug 2013 21:14 WIB

Bulog Dinilai Perlu Waktu untuk Stabilkan Harga Daging

Seorang pembeli tengah memilih daging sapi lokal di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Selasa (6/8). (Republika/Adhi Wicaksono)
Seorang pembeli tengah memilih daging sapi lokal di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Selasa (6/8). (Republika/Adhi Wicaksono)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) menilai perlu waktu bagi Perum Badan Usaha dan Logistik (Bulog) untuk bisa menstabilkan harga daging di Indonesia.

"Kami pikir butuh waktu lama bagi Bulog untuk bisa menyetabilkan harga daging melalui kebijakan impor itu," kata Ketua PPSKI Teguh Boediyana di Jakarta, Jumat (23/8).

Ia mengatakan impor daging beku yang dilakukan Bulog belum lama ini bukan solusi instan untuk menekan gejolak harga daging di pasar lokal. Impor sapi siap potong juga dinilainya tidak akan serta-merta menstabilkan harga daging yang sudah terlanjur tinggi di Tanah Air.

"Impor Bulog dan juga impor sapi siap potong memang butuh waktu yang cukup untuk bisa stabilkan harga," katanya. Menurut dia, Indonesia belum memiliki data statistik dan perhitungan yang akurat tentang kebutuhan daging nasional.

"Kita belum mempunyai data yang akurat terkait pasokan dan permintaan daging nasional," katanya. Selama ini, pihaknya memperkirakan masalah daging pada dasarnya berpusat pada hukum pasar yang berlaku dimana permintaan yang ada jauh melampaui pasokan yang tersedia.

Pada 12 Mei 2012 Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (IPB) merilis kajian tentang tingkat konsumsi daging masyarakat di Indonesia sebesar 6,4 kg/kapita/tahun.

Dengan populasi penduduk mencapai 240 juta jiwa maka kebutuhan daging nasional diproyeksikan mencapai 1,9 juta ton per tahun.

Proyeksi perhitungan itu, jauh berbeda dengan data Kementerian Pertanian yang mencatat pada 2013 proyeksi kebutuhan daging nasional sebesar 549.000 ton dengan produksi lokal 469.000 ton sehingga masih diperlukan impor daging sekitar 80.000 ton.

Kondisi itulah yang menyebabkan Indonesia selalu mengalami `short? suplai sehingga harga daging begitu mahal di Indonesia atau sulit turun hingga di bawah Rp100.000 per kilogram.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement