REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG — Kebijakan hilirisasi sektor tambang mineral yang akan mulai berlaku pada 2014 diyakini tidak akan berpengaruh besar pada PT Bukit Asam (PTBA) Tbk yang memproduksi batu bara. "Kebijakan hilirisasi produk pertambangan tidak berpengaruh secara besar bagi PTBA karena kebijakan itu dalam UU No.4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu bara itu lebih fokus pada produk yang dihasilkan oleh industri pertambangan mineral," kata Direktur Utama PTBA Milawarma di Palembang, Rabu (21/8).
Walau pun kebijakan hilirisasi lebih tertuju pada pertambangan mineral, namun PTBA menurut Milawarma telah mempersiapkan langkah strategis menyikapi kebijakan pemerintah tersebut. Langkah strategis itu meliputi mengolah batu bara menjadi briket, listrik dan gas. “Dari hilirisasi itu PTBA dapat meningkatkan nilai ekonomi batu bara menjadi produk yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Ini bentuk lain dari hilirisasi yang kami jalankan karena kalau refinery dan smelter itu berkait erat dengan mineral,” terangnya.
Milawarma menjelaskan, saat ini PTBA juga tengah giat menjajaki penggunaaan listrik bagi kalangan usaha di luar negeri. Listrik tersebut didapatkan dari mengolah batu bara menjadi sumber energi alternatif. PTBA saat ini merupakan salah satu produsen terbesar batu bara untuk pasokan industri dalam negeri dan mancanegara dikawasan Asia. Saat ini eskpor batu bara BUMN tambang tersebut dikirim ke Taiwan, Jepang, Malaysia dan beberapa negara dikawasan Eropa dan Asia lainnya.
Menurutnya, sampai semester pertama 2013 PTBA berhasil menjual 8,79 juta ton batu bara. Jumlah tersebut menunjukkan peningkatan sekitar 19 persen dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang sama. “Tahun ini target penjualan kita 20 juta ton lebih,” tambahnya.