REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perbankan dan Finansial Rosan P Roeslani menyatakan pelemahan nilai tukar rupiah hingga mencapai nilai di atas Rp 10.000 per dolar AS harusnya bisa dijadikan momentum oleh para pelaku usaha untuk lebih meningkatkan kegiatan ekspornya. Terlebih lagi, menurutnya, di tengah fenomena defisit neraca perdagangan.
“Meski memang seharusnya nilai rupiah itu seharusnya mencapai titik yang baik dan ideal bagi stabilitas perekonomian nasional,” ujar Rosan kepada ROL, Rabu (21/8).
Lebih jauh Rosan mengatakan, daya saing dari segala aspek industri tak terkecuali bagi usaha kecil menengah seharusnya bisa menjadi prioritas khusus. Menurutnya, daya saing Indonesia lemah, di sisi lain pasar bebas sudah tak terhindarkan.
“Sekarang tinggal bagaimana agar pelaku usaha kita berdaya saing dan siap menghadapi pasar bebas sehingga produknya bisa diterima tidak hanya di dalam negeri saja, tetapi juga luar negeri,” tuturnya.